PALANGKARAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah mencatat penurunan aktivitas penerbangan pada September 2025. Frekuensi penerbangan tercatat turun 2,44 persen dibanding bulan sebelumnya, dari 1.477 penerbangan di Agustus menjadi 1.441 penerbangan pada September.
Kepala BPS Provinsi Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti menjelaskan bahwa meski terjadi penurunan bulanan, frekuensi penerbangan September 2025 tetap lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2024 dan 2023.
“Penurunan frekuensi penerbangan diikuti dengan penurunan jumlah penumpang. Jumlah penumpang angkutan udara turun sebesar 3,09 persen dari 122.985 orang menjadi 119.183 orang,” kata Agnes di Palangkaraya.
Penurunan jumlah penumpang terjadi pada kategori berangkat dan datang, masing-masing menurun 5,13 persen dan 0,89 persen.
Sementara itu, volume arus barang yang diangkut melalui jalur udara juga menurun 4,84 persen dibanding Agustus 2025.
“Penurunan terjadi pada volume bagasi dimuat dan dibongkar, masing-masing turun 14,01 persen dan 3,81 persen,”
“Demikian pula barang bukan bagasi, yang menurun 2,83 persen untuk dimuat dan 2,21 persen untuk dibongkar,” jelas Agnes.
Meskipun demikian, secara tahunan, aktivitas penerbangan di Kalimantan Tengah menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Dibanding September 2024, frekuensi penerbangan naik 17,25 persen, dari 1.229 penerbangan menjadi 1.441 penerbangan.
Secara rinci, terjadi pergerakan berbeda di beberapa bandara utama. Jumlah penumpang menurun di Bandara Iskandar Pangkalan Bun sebesar 5,34 persen dari 46.986 menjadi 44.475 orang, dan di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya turun 2,64 persen dari 60.370 menjadi 58.778 orang.
Namun, peningkatan terjadi di Bandara H. Asan Kotawaringin Timur sebesar 2,31 persen dari 10.655 menjadi 10.901 orang, serta di bandara penyangga lainnya naik 1,11 persen dari 4.974 menjadi 5.029 orang.
“Secara keseluruhan, pergerakan penumpang di Kalimantan Tengah masih terkonsentrasi di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya dengan kontribusi 49,32 persen, diikuti Bandara Iskandar 37,32 persen, Bandara H. Asan 9,15 persen, dan bandara lainnya 4,21 persen,” papar Agnes.
Sementara itu, distribusi volume arus barang sebesar 2.106 ton juga didominasi oleh Bandara Tjilik Riwut 73,17 persen, disusul Bandara Iskandar 19,04 persen, Bandara H. Asan 6,74 persen, dan bandara lainnya 1,05 persen.
“Penurunan aktivitas udara ini bersifat musiman dan masih dalam tren normal. Namun, pergerakan positif secara tahunan menunjukkan potensi peningkatan mobilitas dan aktivitas ekonomi masyarakat di Kalimantan Tengah,” tutup Agnes.(sct)
















