PALANGKARAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah mencatat seluruh kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di provinsi mengalami inflasi secara tahunan (year-on-year/y-on-y) pada Oktober 2025.
Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sukamara sebesar 3,02 persen dengan IHK 110,45, diikuti Kabupaten Kapuas 2,66 persen dengan IHK 108,90 dan Kota Sampit 2,97 persen dengan IHK 108,39.
Sementara inflasi terendah tercatat di Kota Palangka Raya sebesar 2,61 persen dengan IHK 108,29.
Kepala BPS Provinsi Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti menyampaikan bahwa secara keseluruhan, inflasi Kalimantan Tengah pada Oktober 2025 mencapai 2,73 persen y-on-y dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 108,64, sedangkan secara year-to-date tercatat sebesar 1,88 persen.
“Kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil terbesar terhadap inflasi bulan Oktober 2025 di Kalimantan Tengah,” ujar Agnes dalam konferensi pers di Kantor BPS Kalteng, Senin (03/11/2025).
Agnes menjelaskan, komoditas utama penyumbang inflasi secara bulanan (month-to-month/m-to-m) antara lain emas perhiasan 0,18 persen, daging ayam ras 0,10 persen, ikan gabus 0,09 persen, beras 0,05 persen, dan telur ayam ras 0,05 persen.
Kenaikan harga beberapa komoditas tersebut lanjut Agnes disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk menurunnya pasokan daging ayam ras, tingginya curah hujan yang memengaruhi hasil tangkapan ikan, serta kenaikan harga beras dari Jawa yang berdampak di Kalimantan Tengah.
Secara tahunan y-on-y, kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga menjadi penyumbang terbesar terhadap inflasi, dengan andil 1,43 persen.
Komoditas yang memberikan kontribusi signifikan di antaranya emas perhiasan 0,58 persen, daging ayam ras 0,20 persen, sigaret kretek mesin 0,17 persen, bawang merah 0,14 persen, dan kopi bubuk 0,12 persen.
Lebih lanjut, Agnes menuturkan bahwa emas perhiasan dan daging ayam ras menjadi komoditas dominan penyumbang inflasi bulanan di seluruh kabupaten/kota IHK di Kalimantan Tengah.
“Pergerakan harga komoditas ini cukup konsisten di semua wilayah IHK. Hal ini menunjukkan bahwa dinamika harga pangan dan komoditas global masih berpengaruh terhadap inflasi daerah,” jelasnya.
Ia menambahkan, kondisi cuaca ekstrem dan tren harga internasional menjadi faktor utama pemicu inflasi bulan Oktober 2025.(sct)

																						
















