PALANGKARAYA – Pemerintah Kota Palangka Raya mencatat capaian signifikan dalam penurunan angka prevalensi stunting.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di kota ini menurun dari 28 persen pada 2023 menjadi 19,1 persen pada 2024, atau turun 8,9 persen. Capaian ini menjadi yang tertinggi di Kalimantan Tengah.
“Komitmen ini dapat kita lihat dalam program prioritas 100 Hari Kerja Wali Kota Palangka Raya yang menempatkan prioritas percepatan penurunan stunting sebagai program utama Wali Kota Palangka Raya,” ujar Kepala DPPKBP3APM Kota Palangka Raya, M. Fitriyanto Leksono, Sabtu (7/6/2025).
Fitriyanto menyebut penurunan yang jauh di atas rata-rata provinsi (1,4 persen) dan nasional (1,7 persen) ini merupakan buah dari strategi kolaboratif lintas sektor.
Pemerintah Kota mengoptimalkan manajemen data terpadu, bantuan sosial, serta pendampingan intensif bagi kelompok berisiko stunting.
“Pemerintah Kota melalui Perangkat Daerah terkait terus mengoptimalkan intervensi spesifik dan sensitif kepada sasaran berisiko stunting seperti calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca salin, baduta dan balita,” lanjutnya.
Ia menegaskan, apresiasi tinggi disampaikan Wali Kota kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras dalam menurunkan angka stunting di tahun 2024.
Program ini akan terus diperkuat pada 2025 demi menciptakan generasi masa depan yang unggul.“Angka prevalensi turun, Palangka Raya Semakin Keren,” tandas Fitriyanto. (sct)