YOGYAKARTA – Peringatan Hari Anti-Korupsi Sedunia (Hakordia) menjadi momentum penting bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk kembali menegaskan komitmen memperkuat integritas sebagai pilar utama stabilitas sektor jasa keuangan.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menyampaikan bahwa kemajuan bangsa tidak hanya ditentukan oleh aspek pertumbuhan ekonomi, tetapi juga seberapa kuat integritas dijaga dalam setiap proses pembangunan.
“Tema Simfoni Integritas, Kolaborasi Inovasi dan Ekspresi Cegah Korupsi menegaskan pentingnya kolaborasi serta inovasi dalam membangun budaya anti-korupsi,” ujarnya pada peringatan Hakordia di Kantor OJK DIY, Senin (8/12/2025).
Mahendra menegaskan sektor jasa keuangan harus tetap menjadi jangkar stabilitas perekonomian, dengan integritas sebagai fondasi sebagaimana tercantum dalam visi Asta Cita.
OJK lanjutnya, memperkuat agenda integritas melalui tiga fokus utama. Pertama, meningkatkan pengawasan berbasis risiko dan data melalui sup-tech dan reg-tech, memperkuat early warning system, serta mengintegrasikan data lintas sektor untuk mendeteksi potensi fraud secara lebih cepat dan akurat.
“Ini semua untuk memastikan tata kelola semakin kokoh dan respons risiko menjadi lebih cepat,” kata Mahendra menambahkan.
Fokus kedua adalah penegakan tata kelola dan market conduct. OJK terus memperketat pengawasan perilaku usaha, termasuk menerapkan tindakan tegas terhadap pelanggaran integritas.
Implementasi strategi anti-fraud melalui POJK 12/2024 menjadi bagian dari penguatan perlindungan bagi industri jasa keuangan dan masyarakat.
Ketiga, membangun budaya integritas internal melalui transformasi One OJK, penerapan zona integritas, peningkatan layanan publik, penguatan whistleblowing system, serta pembinaan standar etik secara berkelanjutan.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Audit OJK Sophia Wattimena menekankan pentingnya ekosistem berintegritas sebagai inti penguatan sektor jasa keuangan.
“Program pencegahan korupsi hanya efektif jika ditopang tata kelola kuat di semua level, disertai sinergi lintas pihak,” ujarnya.
Sophia menegaskan OJK terus memperkuat standarisasi manajemen anti-penyuapan melalui sertifikasi SNI ISO 37001-2016 dan menerbitkan berbagai POJK terkait tata kelola sebagai upaya menutup ruang terjadinya fraud maupun korupsi.
Peringatan Hakordia 2025 turut menghadirkan narasumber inspiratif, yakni Eniya Listiani Dewi, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, serta sutradara dan penulis skenario Rahabi Mandra.
Kegiatan yang diselenggarakan secara hybrid ini diikuti lebih dari 4.000 peserta dari industri jasa keuangan, pemerintah daerah, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya.
Pada rangkaian kegiatan tersebut, OJK juga mengumumkan para pemenang Integrity Fest 2025, penghargaan bagi kantor, pimpinan, dan pegawai OJK yang menunjukkan implementasi nyata budaya integritas melalui pelaporan LHKPN, pakta integritas, hingga deklarasi gratifikasi dan benturan kepentingan.
Selain itu, OJK mengumumkan 39 pegawai bersertifikat Ahli Pembangun Integritas (API) dan 51 pegawai bersertifikat Penyuluh Anti-Korupsi (PAKSI) hasil kerja sama sertifikasi dengan KPK.
Hakordia tahun ini turut diramaikan dengan gelaran Integrity Expo pada 6–9 Desember 2025 dan HAKORDIA Run 2025 pada 7 Desember, keduanya digelar di Benteng Vredeburg, Kota Yogyakarta.
Melalui serangkaian kegiatan tersebut, OJK bersama KPK mengajak seluruh pemangku kepentingan memperkuat sektor jasa keuangan yang bersih, kredibel, dan berintegritas sebagai pondasi menuju perekonomian nasional yang kuat dan berkelanjutan.(sct)

















