Frekuensi Penerbangan di Kalteng Menurun 15,61 Persen pada Januari 2025

PALANGKARAYA – Frekuensi penerbangan di Kalimantan Tengah mengalami penurunan sebesar 15,61 persen pada Januari 2025 dibandingkan Desember 2024, dari 1.377 penerbangan menjadi 1.162 penerbangan.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng, Agnes Widiastuti menyampaikan bahwa penurunan frekuensi penerbangan ini juga berdampak pada jumlah penumpang angkutan udara.

“Jumlah penumpang mengalami penurunan sebesar 11,19 persen dari 134.167 orang pada Desember 2024 menjadi 119.156 orang pada Januari 2025,” kata Agnes, Kamis.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa penurunan ini terjadi pada jumlah penumpang yang berangkat dan datang, masing-masing turun sebesar 17,57 persen dan 3,89 persen.

Penurunan jumlah penumpang terjadi di seluruh bandara di Kalimantan Tengah. Bandara H. Asan Sampit mengalami penurunan terbesar sebesar 18,45 persen dari 13.072 orang menjadi 10.660 orang.

Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya turun 12,04 persen dari 73.224 orang menjadi 64.407 orang, Bandara Iskandar Pangkalan Bun turun 6,90 persen dari 42.983 orang menjadi 40.016 orang, dan bandara lainnya turun 16,67 persen dari 4.888 orang menjadi 4.073 orang.

“Penumpang angkutan udara di Kalteng selama Januari 2025 masih terkonsentrasi di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya sebesar 54,05 persen, diikuti Bandara Iskandar Pangkalan Bun 33,58 persen, Bandara H. Asan Sampit 8,95 persen, dan bandara lainnya 3,42 persen,” jelasnya.

Di sisi lain, volume arus barang yang melalui angkutan udara juga mengalami penurunan sebesar 6,32 persen. Penurunan ini terjadi pada volume barang bagasi dimuat yang turun 5,36 persen serta volume barang bukan bagasi yang dibongkar dan dimuat, masing-masing turun 10,67 persen dan 3,35 persen.

Meski mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya, frekuensi penerbangan pada Januari 2025 justru meningkat 41,53 persen dibanding Januari 2024, dari 821 penerbangan menjadi 1.162 penerbangan.

“Tren peningkatan ini menunjukkan adanya pertumbuhan aktivitas penerbangan dibanding tahun lalu, meskipun terjadi fluktuasi bulanan yang dipengaruhi faktor musiman,” tutup Agnes.(sct)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *