JAKARTA – Sebagai bagian dari upaya memperkuat ekosistem industri asuransi yang lebih transparan, akuntabel, dan berpihak pada kepentingan konsumen. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi meluncurkan dua inisiatif strategis, yakni Database Agen Asuransi Indonesia dan Database Polis Asuransi Indonesia,
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menegaskan bahwa peluncuran ini bukan hanya sebatas pembangunan infrastruktur digital, namun mencerminkan transformasi nilai yang lebih mendalam dalam pengelolaan sektor keuangan nasional.
“Apa yang dilakukan ini bukan hanya transformasi di industri, dan dalam hal ini asuransi secara spesifik, tapi juga di dalam OJK internalnya. Jadi ini adalah langkah yang memang harus dilakukan dan malah harus diakselerasi,” kata Mahendra Senin (30/6/2025).
Ia menjelaskan bahwa melalui sistem ini, masyarakat akan memperoleh akses informasi yang kredibel dan dapat diverifikasi secara mandiri.
Database agen asuransi akan menjadi sumber data utama (single source of truth) yang memuat legalitas dan identitas agen yang terdaftar secara resmi melalui platform digital SPRINT.
Menurut Mahendra, Database Polis Asuransi Indonesia yang berbasis sistem pelaporan APOLO, akan memperkuat pengawasan berbasis risiko dan mendukung rencana jangka panjang pengembangan program penjaminan polis.
“Informasi ini sangat penting untuk menyusun kebijakan pengawasan yang lebih akurat dan responsif terhadap dinamika industri,” jelasnya menambahkan.
Menurutnya lagi, setiap agen akan memiliki QR Code sebagai identitas digital resmi, yang dapat diakses oleh publik, perusahaan, asosiasi, hingga regulator.
Adapun data polis akan dilaporkan secara granular dan berkala oleh perusahaan asuransi jiwa maupun umum sebagai bagian dari sistem tata kelola data yang lebih kuat.
Disisi lain, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun, Ogi Prastomiyono menambahkan bahwa inisiatif ini merupakan amanat dari UU P2SK dan bagian penting dari reformasi struktural sektor asuransi nasional.
“Agen asuransi merupakan ujung tombak edukasi dan perlindungan konsumen, sementara data polis menjadi fondasi pengawasan efektif yang memperkuat kepercayaan masyarakat,” kata Ogi.
Jelasnya menambahkan, peluncuran hari ini adalah langkah awal. Efektivitas kedua sistem ini hanya akan optimal jika seluruh pemangku kepentingan menjalankannya secara konsisten dan kolaboratif.(sct)