Emas Perhiasan Jadi Penyumbang Inflasi Tertinggi di Kalteng Selama Februari 2025

PALANGKARAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah mencatat bahwa emas perhiasan menjadi komoditas dengan andil inflasi tertinggi secara month-to-month (m-to-m) selama Februari 2025.

Kepala BPS Kalteng, Agnes Widiastuti menyampaikan bahwa emas perhiasan berkontribusi sebesar 0,06 persen terhadap inflasi, disusul kangkung 0,03 persen, sigaret kretek mesin 0,03 persen, beras 0,03 persen, dan bensin 0,03 persen.

“Komoditas seperti minyak goreng, ikan gabus, ikan peda, wortel, daun katuk, gula pasir, bayam, solar, jagung manis, semangka, mi instan, ikan tongkol, terong, ikan layang, dan jeruk juga memberikan andil inflasi secara m-to-m pada Februari 2025,” kata Agnes.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa secara year-on-year (y-on-y), Kalteng mengalami deflasi sebesar -0,46 persen pada Februari 2025. Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, Kalteng justru mencatat inflasi sebesar 0,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 105,57.

Komoditas yang dominan menyumbang inflasi y-on-y antara lain emas perhiasan, ikan gabus, sigaret kretek mesin, minyak goreng, cabai rawit, kopi bubuk, daging ayam ras, terong, ikan patin, udang basah, bayam, gula pasir, serta biaya pemeliharaan dan servis kendaraan.

Agnes juga mengungkapkan bahwa inflasi tertinggi di Kalteng terjadi di Kabupaten Kapuas sebesar 1,00 persen dengan IHK 107,19, sementara deflasi terdalam tercatat di Sampit sebesar -0,11 persen dengan IHK 104,41.

Di sisi lain, tarif listrik tercatat sebagai penyumbang deflasi m-to-m tertinggi, yakni -1,92 persen, diikuti angkutan udara -0,14 persen, tomat -0,11 persen, bahan bakar rumah tangga -0,5 persen, dan ikan asin sepat -0,2 persen.

“Komoditas lain seperti daging ayam ras, bawang merah, cabai rawit, telur ayam ras, ikan nila, cabai merah, ikan patin, ikan baung, ikan kapar, ayam hidup, dan susu bubuk juga berkontribusi terhadap deflasi,” tambahnya.

Selain itu, komoditas yang memberikan andil deflasi y-on-y meliputi tarif listrik, angkutan udara, tomat, bahan bakar rumah tangga, ikan asin sepat, susu bubuk untuk balita, bensin, bawang merah, pepaya, sabun cair, tahu mentah, dan ikan saluang.

Dengan kondisi ini, BPS menilai bahwa pergerakan harga di Kalteng masih cukup dinamis, dipengaruhi oleh faktor musiman dan kebijakan yang berdampak pada daya beli masyarakat.(sct)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *