JAKARTA – Hasil survei Orientasi Bisnis Perbankan (SBPO) yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa sektor perbankan diproyeksikan ekonomi Indonesia tetap tumbuh stabil pada 2025. Meskipun ekonomi global diperkirakan melambat akibat ketidakpastian geopolitik dan potensi perang dagang.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyatakan bahwa optimisme tersebut didorong oleh beberapa faktor, seperti kebijakan ekonomi pemerintah yang pro-pertumbuhan, penurunan suku bunga acuan, serta berakhirnya periode wait and see investor setelah tahun politik 2024.
“Inflasi yang diperkirakan tetap terkendali juga menjadi faktor pendorong utama stabilitas ekonomi Indonesia pada 2025,” ujar Dian, Senin.
SBPO sendiri merupakan survei triwulanan yang dilakukan OJK untuk memahami arah perekonomian, risiko perbankan, serta proyeksi bisnis sektor perbankan. Salah satu hasil utama dari survei ini adalah Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP), yang mencerminkan optimisme atau pesimisme industri keuangan terhadap kondisi ekonomi mendatang.
Indeks ini terdiri dari tiga subindeks utama, yaitu Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM), Indeks Persepsi Risiko (IPR), dan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK). Secara historis, hasil survei SBPO terbukti cukup akurat dalam memprediksi tren ekonomi dan perbankan di Indonesia.
Dengan berbagai indikator positif ini, sektor perbankan meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap terjaga, meskipun di tengah dinamika global yang tidak menentu.(sct)