PALANGKARAYA – Menyambut musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan menggencarkan patroli darat serta pemantauan cuaca berbasis teknologi digital.
Manajer Pusdalops-PB BPBD Kota Palangka Raya, Balap, mengatakan sejak awal 2025 telah tercatat tiga kejadian karhutla di wilayah perkotaan.
Meski skalanya terbatas, upaya antisipasi terus diperkuat, terutama di titik-titik rawan yang telah dipetakan.
“Tercatat ada tiga titik peristiwa karhutla sejak awal tahun ini. Lokasi kebakaran berada di Jalan Tjilik Riwut Km 1, Jalan Misik, dan Tangkiling. Meski skalanya belum meluas,” jelas Balap, belum lama ini.
Menurutnya, kawasan seperti Petuk Katimpun, Kalampangan, Kereng Bangkirai, Bukit Tunggal, dan Sabaru menjadi prioritas pengawasan karena rentan terbakar, terutama pada lahan gambut dan semak belukar. Patroli semakin diintensifkan memasuki pertengahan Juni 2025.
Tak hanya patroli, BPBD juga mengandalkan edukasi warga agar tak lagi membuka lahan dengan cara membakar, kebiasaan lama yang masih sering memicu munculnya titik api.
Di sisi lain, BPBD Palangka Raya kini memanfaatkan teknologi melalui aplikasi Perisai untuk memantau suhu, kelembapan, dan prakiraan cuaca secara harian.
Data dari aplikasi ini membantu petugas mendeteksi potensi hotspot secara lebih cepat dan akurat.
“Memasuki pertengahan Juni ini, patroli pengawasan terus diintensifkan,” tambah Balap.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan membakar. Walau belum ada titik panas terpantau, kewaspadaan tetap perlu dijaga.
Dengan langkah digital dan keterlibatan aktif warga, BPBD berharap potensi karhutla bisa ditekan sedini mungkin demi keselamatan bersama.(sct)