PALANGKARAYA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya melaporkan adanya penurunan debit air antara 10 hingga 15 cm di sejumlah wilayah terdampak banjir.
Meski demikian, beberapa kelurahan yang berada di bantaran sungai masih mengalami kenaikan debit air dengan ketinggian antara 10 hingga 30 cm.
Manajer Pusdalops-PB BPBD Palangka Raya, Balap, S.Sos., M.A.P mengungkapkan bahwa hingga saat ini jumlah warga terdampak mencapai 6.716 kepala keluarga (KK) atau 21.097 jiwa.
“Tiga warga terpaksa mengungsi di Kelurahan Kalampangan, sementara satu warga meninggal dunia dan satu lainnya mengalami sakit di Kelurahan Palangka,” ujarnya.
Selain pemukiman, banjir juga berdampak pada 1 fasilitas kesehatan (pustu), 9 tempat ibadah, serta 108 ruas jalan. BPBD bersama instansi terkait telah menyiapkan tenda pengungsian dan terus memantau perkembangan situasi.
“Distribusi bantuan telah dilakukan di beberapa kelurahan, dan koordinasi dengan TNI/Polri serta OPD terkait berjalan baik,” tambah Balap.
Menurutnya, tingginya curah hujan serta meningkatnya debit air kiriman dari hulu Sungai Kahayan dan Sungai Rungan menjadi penyebab utama banjir.
Untuk itu, BPBD terus mengedukasi masyarakat di daerah rawan agar lebih waspada dan mengikuti arahan pemerintah.
“Tiga solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko banjir, yakni pengerukan sungai, penataan pemukiman di bantaran sungai, serta relokasi bagi warga yang tinggal di area rawan,” bebernya menambahkan.
Selain itu, ia mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan serta menghindari pembangunan di atas parit atau sungai guna mencegah penyumbatan aliran air.(sct)