PALANGKARAYA – Aktivitas investor ritel di sektor pasar modal Kalimantan Tengah menunjukkan pertumbuhan dinamis.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah mencatat, hingga April 2025 jumlah transaksi saham meningkat signifikan sebesar 215,63 persen secara year-on-year menjadi Rp670,83 miliar.
Kepala OJK Kalteng, Primandanu Febriyan Aziz menjelaskan bahwa lonjakan transaksi saham tersebut menjadi sinyal kuat bahwa minat masyarakat terhadap investasi di pasar modal terus berkembang, meski dari sisi nilai saham secara agregat tercatat menurun.
“Nilai transaksi saham naik dari Rp212,54 miliar pada April 2024 menjadi Rp670,83 miliar di April 2025. Artinya, aktivitas jual beli saham makin aktif meskipun nilai portofolio saham secara keseluruhan menurun 9,18 persen yoy menjadi Rp3,05 triliun,” jelas Primandanu.
Dari sisi jumlah investor, Single Investor Identification (SID) meningkat sebesar 7,25 persen atau bertambah 7.421 investor menjadi total 109.762 investor pada April 2025.
Menurutnya hal ini menandakan literasi dan partisipasi masyarakat Kalteng terhadap pasar modal terus tumbuh.
Selain itu, jumlah nasabah pada Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD), baik individu maupun korporasi, juga mengalami peningkatan.
Nilai penjualan produk reksa dana naik Rp13,45 miliar atau 153,57 persen yoy dari sebelumnya Rp8,76 miliar menjadi Rp22,21 miliar.
“Ini tren yang sangat positif. Kenaikan signifikan pada transaksi saham dan penjualan reksa dana menunjukkan bahwa masyarakat Kalimantan Tengah makin percaya dan aktif berinvestasi di pasar modal,” ujarnya.
Primandanu juga menambahkan bahwa peningkatan ini menjadi indikasi membaiknya literasi keuangan masyarakat, khususnya di sektor investasi.
Pihaknya juga akan terus mendorong edukasi dan penguatan perlindungan konsumen untuk mendukung pertumbuhan pasar modal yang sehat dan berkelanjutan.
“Kami akan terus meningkatkan program literasi dan inklusi keuangan, agar semakin banyak masyarakat Kalteng memahami manfaat dan risiko dari investasi pasar modal,” tutupnya.(sct)