Pesan HGN 2025 Menggema di Kalteng

PALANGKARAYA – Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 di Kalimantan Tengah berlangsung dengan pesan yang kuat dan berbeda. “guru tidak hanya dihargai, tetapi juga dilindungi dan diperlengkapi”.

Dalam upacara yang dipimpin oleh Gubernur Kalimantan Tengah H. Agustiar Sabran diikuti seluruh SMA/SMK/SKH se-Kalteng secara virtual.

Gubernur Kalteng membacakan sambutan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, yang menyampaikan deretan kebijakan baru untuk menjawab kebutuhan nyata para guru, mulai dari peningkatan kualifikasi, kompetensi, kesejahteraan, hingga perlindungan hukum.

Salah satu terobosan yang menonjol adalah penyediaan beasiswa Rp3 juta per semester untuk 12.500 guru yang belum berpendidikan D4/S1 melalui skema Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).

Program ini memberi peluang bagi guru untuk menyelesaikan studi tanpa biaya, sehingga standar kualifikasi pendidik semakin merata.

Tidak berhenti di 2025, kebijakan ini akan diperluas pada 2026 menjadi 150 ribu penerima, menjadikannya sebagai salah satu program pembinaan guru terbesar dalam satu dekade terakhir.

Kementerian juga mengumumkan ragam pelatihan kompetensi yakni Pendidikan Profesi Guru, Pelatihan Guru BK dan Non-BK, Pembelajaran mendalam, Pelatihan coding dan kecerdasan artifisial dan Penguatan kepemimpinan sekolah

Guru bukan hanya mengikuti perubahan, tetapi menjadi pemimpin perubahan di ruang belajar digital.

Dari sisi ekonomi, pemerintah menetapkan Tunjangan sertifikasi Rp2 juta/bulan bagi guru non-ASN, Guru ASN satu kali gaji pokok dan Guru honorer Rp300 ribu/bulan

Seluruh pembayaran ditransfer langsung ke rekening guru untuk memastikan transparansi. Pada 2026, insentif guru honorer akan ditingkatkan menjadi Rp400 ribu/bulan.

Kebijakan ini diiringi keputusan penting lainnya yakni beban mengajar tidak lagi wajib 24 jam tatap muka dan guru akan memiliki satu hari khusus untuk belajar dan pengembangan diri.

Melalui MoU antara Kemendikdasmen dan Polri, negara memastikan bahwa guru tidak lagi dibiarkan menghadapi masalah hukum seorang diri. Kasus-kasus yang berkaitan dengan tugas pendidik dapat diselesaikan secara damai selama berada dalam koridor fungsi pendidikan.

Ini menjadi sinyal bahwa profesi guru kembali ditempatkan sebagai profesi terhormat yang layak dihargai dan dihormati.

Sambutan Mendikdasmen juga menyoroti tantangan guru hari ini seperti gaya hidup konsumtif, tekanan sosial, ketergantungan gawai, hingga persoalan keluarga yang berdampak pada murid.

Di sinilah guru dipanggil bukan hanya mengajar, tetapi menjadi teladan, pembimbing moral, dan sahabat bagi siswa.

Seusai upacara, Plt. Kepala Disdik Kalteng, Muhammad Reza Prabowo memastikan bahwa seluruh program pusat akan difasilitasi di daerah, termasuk dukungan pendidikan bagi guru sekolah khusus yang belum memiliki latar belakang pendidikan luar biasa.

“Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas dan keikhlasan guru,” ujar Reza.

Ia menegaskan bahwa dukungan bagi guru tidak hanya berupa tunjangan, tetapi juga pelatihan berkelanjutan seperti Guru Huma Betang dan pengembangan kelas digital yang dapat diakses kapan pun melalui sistem pembelajaran daring.(sct)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *