30 Desa di Barsel Masih Rawan Karhutla, Pemkab Perkuat Edukasi dan Poslap MPA

BARITO SELATAN38 Dilihat

BUNTOK – Sebanyak 30 desa di Kabupaten Barito Selatan (Barsel) masih tergolong rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di wilayah yang masih menerapkan pola pembukaan lahan pertanian tradisional.

Bupati Barito Selatan, Eddy Raya Samsuri menyampaikan pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap bahaya karhutla.

“Kami terus berupaya mengedukasi masyarakat agar beralih ke cara bercocok tanam yang lebih ramah lingkungan,” ujarnya baru-baru ini.

Eddy Raya juga mengapresiasi langkah BPBD dan Dinas Pemadam Kebakaran Provinsi Kalimantan Tengah yang telah mengaktifkan Pos Lapangan Masyarakat Peduli Api (Poslap MPA) di enam titik desa dan kelurahan di Barsel.

Menurutnya, inisiatif ini berperan penting dalam memperkuat kesiapsiagaan warga terhadap potensi kebakaran di tingkat tapak.

“Inisiatif ini nyata membantu mempercepat deteksi dini dan penanganan karhutla di lapangan. Kami berharap dukungan seperti ini terus diperluas ke wilayah-wilayah lain yang rawan,” tambahnya.

Berdasarkan data BPBD Barito Selatan, sepanjang tahun 2025 tercatat 23 kejadian karhutla dengan total luas terbakar 42,55 hektare, serta 79 titik panas yang terdeteksi melalui satelit BRIN Fire Hotspot. Sebaran tertinggi berada di Kecamatan Gunung Bintang Awai dan Dusun Selatan.

Lebih lanjut, Eddy Raya menjelaskan bahwa Pemkab Barsel tengah mendorong transfer teknologi pertanian tanpa bakar, penguatan peran kelompok tani, dan kolaborasi lintas sektor dalam mengelola lahan secara berkelanjutan.

“Penanganan karhutla bukan hanya tugas pemerintah, tetapi gerakan bersama. Jika masyarakat sadar dan terlibat aktif, maka risiko kebakaran bisa ditekan secara signifikan,” pungkasnya.(sct)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *