PALANGKARAYA – Digitalisasi pendidikan menjadi ujung tombak Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam menjawab tantangan geografis dan kesenjangan akses pendidikan di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
“Melalui inovasi aplikasi Pena Kalteng, pemantauan sekolah kini bisa dilakukan berbasis lokasi secara digital,” kata Plt. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalteng, Muhammad Reza Prabowo belum lama ini.
Reza juga menyampaikan bahwa transformasi digital menjadi solusi konkret untuk menjangkau satuan pendidikan hingga ke pelosok Kalimantan Tengah yang memiliki luas wilayah lebih dari 153 ribu kilometer persegi.
“Kita punya aplikasi satu-satunya di Indonesia, namanya Pena Kalteng. Melalui aplikasi ini, peta sekolah di seluruh Kalteng bisa dipantau secara langsung. Ini sangat membantu karena kondisi geografis kita berbeda dengan provinsi lain,” ujarnya menambahkan.
Reza mencontohkan, jika di provinsi lain seperti Yogyakarta atau Semarang jarak antar sekolah bisa hanya 1–2 km, maka di Kalteng satu sekolah bisa terpisah puluhan kilometer dari sekolah lainnya.
Namun dengan inovasi berbasis teknologi, disparitas akses pendidikan bisa mulai diatasi.
“Dengan sistem ini, kita bisa lihat langsung kondisi sekolah, kebutuhan sarana prasarana, bahkan distribusi guru. Semua berbasis data spasial. Ini lompatan besar untuk pendidikan di wilayah seperti Kalteng,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa langkah ini selaras dengan visi Gubernur Kalteng untuk menghadirkan pendidikan yang merata dan berkeadilan, dari perkotaan hingga pedalaman.
“Sudah waktunya Kalimantan Tengah maju. Kita tidak boleh ada lagi kesenjangan antara pendidikan di kota dan desa. Semua anak punya hak untuk mendapatkan pendidikan berkualitas,” tutup Reza.(sct)