PALANGKARAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah mencatat Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) provinsi mencapai 68,40 persen, sementara Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun menjadi 3,97 persen, atau lebih rendah 0,04 persen poin dibandingkan Agustus 2024.
Kepala BPS Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti menjelaskan bahwa peningkatan jumlah penduduk usia kerja serta pertumbuhan lapangan kerja di beberapa sektor utama menjadi faktor penting yang menjaga stabilitas pasar tenaga kerja daerah.
“Penduduk usia kerja di Kalimantan Tengah mencapai 2,16 juta orang, meningkat sekitar 31,94 ribu dibandingkan Agustus tahun lalu. Dari jumlah itu, sekitar 1,48 juta merupakan angkatan kerja aktif,” ujar Agnes di Kantor BPS Kalteng, Rabu (05/11/2025)
Menurutnya, meskipun TPAK secara umum sedikit menurun 0,31 persen poin dibandingkan tahun sebelumnya, namun partisipasi perempuan justru meningkat menjadi 50,34 persen, naik 0,74 persen poin.
Sementara itu, TPAK laki-laki sebesar 85,26 persen, turun 1,24 persen poin. TPAK tertinggi tercatat di Kabupaten Barito Timur, yakni 77,25 persen.
Angka pengangguran yang menurun menunjukkan bahwa pasar kerja Kalimantan Tengah cukup adaptif menghadapi dinamika ekonomi. Saat ini jumlah pengangguran terbuka tercatat sebanyak 58,61 ribu orang.
Agnes menguraikan, TPT laki-laki tercatat sebesar 3,71 persen atau naik tipis dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan TPT perempuan turun signifikan menjadi 4,43 persen. Jika dilihat dari wilayah, TPT perkotaan sebesar 4,17 persen, turun 0,10 persen poin, sedangkan perdesaan relatif stabil.
Dari sisi pendidikan, TPT tertinggi terdapat pada lulusan SMA sebesar 5,82 persen, sementara terendah pada penduduk berpendidikan SD ke bawah sebesar 2,56 persen.
Di tingkat kabupaten/kota, Kota Palangka Raya mencatat TPT tertinggi, yakni 5,23 persen. Adapun jumlah penduduk bekerja pada Agustus 2025 mencapai 1,42 juta orang, bertambah sekitar 15,41 ribu dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari jumlah tersebut, 68,53 persen merupakan pekerja penuh waktu, 25,51 persen pekerja paruh waktu, dan 5,97 persen setengah pengangguran.
“Sebagian besar penduduk bekerja sebagai buruh atau karyawan, mencapai 45,84 persen. Sementara itu, proporsi pekerja di sektor informal cenderung meningkat, terutama di daerah pedesaan,” papar Agnes.
BPS juga mencatat tiga sektor utama penyerap tenaga kerja terbesar, yakni pertanian 33,02 persen atau 468,19 ribu orang, perdagangan 16,48 persen atau 233,70 ribu orang dan pertambangan serta penggalian 10,69 persen atau 151,53 ribu orang.
Peningkatan terbesar terjadi pada sektor pertambangan, yang menambah 15,09 ribu tenaga kerja baru, disusul perdagangan 10,12 ribu orang dan industri pengolahan 5,86 ribu orang.
“Perkembangan ini menunjukkan arah positif bagi ketenagakerjaan di Kalimantan Tengah. Pemerintah daerah perlu terus mendorong investasi produktif agar serapan tenaga kerja semakin luas dan berkelanjutan,” tutup Agnes.(sct)


















