Proyek ENABLE Momentum Perkuat Arah Kebijakan Lingkungan Kota Berbasis Riset

PALANGKA RAYA102 Dilihat

PALANGKARAYA – Wakil Wali Kota Palangka Raya, Achmad Zaini menegaskan komitmen pemerintah kota dalam memperkuat arah pembangunan berkelanjutan melalui penyusunan Dokumen Proyek ENABLE (Educate, Nurture, Advise, Before Life Ends) bersama Balai Taman Nasional Sebangau.

Ia menekankan bahwa posisi Palangka Raya di jantung kawasan rawa gambut dunia menjadi alasan pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan kota dan pelestarian lingkungan.

Pada kesempatan itu, Zaini menilai proyek ENABLE sebagai momentum untuk memperkuat arah kebijakan lingkungan kota berbasis riset, kolaborasi, dan pendekatan ilmiah yang memenuhi standar konservasi modern.

Menurutnya, pemerintah daerah tidak bisa lagi bekerja secara parsial dalam pengelolaan lingkungan, terlebih pada kawasan ekosistem penting seperti Sebangau yang menjadi benteng karbon strategis Kalimantan Tengah.

“Kolaborasi lintas sektor seperti ini adalah kunci masa depan pembangunan kota, pembangunan yang maju, berkelanjutan, dan semakin keren,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa penyusunan dokumen proyek ENABLE tidak hanya menjadi proses administratif, melainkan fondasi bagi pengambilan keputusan strategis yang berpengaruh terhadap perencanaan tata ruang, pengendalian pemanfaatan kawasan gambut, strategi mitigasi bencana, serta penguatan ekonomi hijau.

Integrasi kebijakan ini menurut Zaini, sangat relevan dengan dinamika pembangunan Palangka Raya yang terus berkembang sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, dan kegiatan ekonomi regional.

Lebih jauh, Zaini menyampaikan bahwa upaya penguatan konservasi Sebangau harus dibangun dengan pendekatan berbasis sains, pemberdayaan masyarakat, dan penguatan kapasitas institusi.

Ia menekankan pentingnya memastikan seluruh rekomendasi dari dokumen ENABLE dapat diterapkan secara nyata, terutama pada aspek perlindungan habitat, pemulihan ekosistem gambut, serta pengelolaan kawasan penyangga yang melibatkan masyarakat lokal secara aktif.

“Harapannya, dokumen yang dihasilkan dapat menjadi dasar perencanaan yang kuat dan komprehensif untuk menjaga ekosistem Sebangau, sekaligus mendorong pembangunan kota yang lebih resilien,” harapnya.

Selain itu, Wakil Wali Kota menyoroti pentingnya kehadiran akademisi dan lembaga penelitian dalam pengembangan dokumen. Menurutnya, riset lapangan dan analisis ilmiah dari para ahli akan memastikan setiap kebijakan berbasis data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

“Ini penting agar pembangunan yang dilakukan tidak hanya responsif terhadap kondisi hari ini, tetapi juga adaptif terhadap perubahan iklim di masa mendatang,” jelasnya menambahkan.

Ia juga menilai keberadaan sektor swasta dalam forum tersebut sebagai bentuk dukungan nyata terhadap praktik bisnis berkelanjutan di Palangka Raya.

Zaini menambahkan bahwa pemerintah kota akan mengupayakan sinkronisasi penuh antara rencana kerja proyek ENABLE dengan kebijakan daerah, termasuk dokumen perencanaan jangka menengah, strategi pembangunan rendah karbon, serta agenda penguatan kota hijau.

Menurutnya, sinergi tersebut akan memperkuat posisi Palangka Raya sebagai kota yang tidak hanya tumbuh secara ekonomi, tetapi juga menjaga identitas ekologisnya sebagai kawasan berkarakter gambut tropis.

Dalam kesempatan itu, Zaini juga memberikan apresiasi kepada para peneliti, tenaga teknis, lembaga pemerintah, organisasi non pemerintah, hingga komunitas lingkungan yang selama ini berkontribusi dalam pengelolaan Sebangau.

Ia menilai bahwa peran mereka sangat penting dalam memastikan kelestarian ekosistem berjalan berdampingan dengan aktivitas pembangunan.

“Ini langkah strategis untuk memastikan pembangunan kota tidak merusak ekosistem, tetapi justru memperkuat daya tahan lingkungan kita,” ucapnya.

Dirinya kembali menegaskan bahwa Pemerintah Kota Palangka Raya berkomitmen melibatkan semua pemangku kepentingan dalam setiap tahap penyusunan dokumen, mulai dari identifikasi masalah, perumusan strategi, hingga penyusunan rekomendasi tindak lanjut.

Menurut Zaini, pendekatan partisipatif akan menghasilkan dokumen yang lebih realistis, dapat diterapkan, dan memiliki tingkat penerimaan yang lebih tinggi dari seluruh pihak.

Zaini berharap dokumen proyek ENABLE mampu memberikan arah pembangunan yang lebih terukur dan berkelanjutan bagi Palangka Raya, khususnya dalam perlindungan kawasan gambut, peningkatan kualitas lingkungan hidup, dan mitigasi risiko kebakaran lahan.

Ia menyebutkan bahwa tantangan ekologis saat ini sangat kompleks, sehingga membutuhkan strategi yang kuat dan berlandaskan kerja sama jangka panjang.

“Dengan penyusunan dokumen yang baik, kita tidak hanya melindungi Sebangau, tetapi juga memastikan masa depan pembangunan Palangka Raya tetap aman, hijau, dan tangguh menghadapi segala perubahan,” tegas Zaini.(sct)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *