Barsel Dukung Pelestarian Bahasa Daerah Lewat Festival Tunas Bahasa Ibu

BARITO SELATAN16 Dilihat

BUNTOK – Pemerintah Kabupaten Barito Selatan (Barsel) menegaskan komitmennya dalam mendukung pelestarian bahasa daerah sebagai bagian dari identitas dan warisan budaya bangsa.

Acara yang dibuka oleh Asisten Administrasi Umum Setda Kalteng Sunarti dan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Barsel, Rahmat Nuryadin tersebut menjadi momentum penting dalam meneguhkan kembali peran bahasa ibu di tengah arus globalisasi.

“Revitalisasi Bahasa Daerah bukan sekadar melestarikan bahasa, tapi juga membangkitkan semangat generasi muda agar bangga berbahasa ibu,” ujar Sunarti dalam pembukaan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah 2025 di Hotel M Bahalap Palangka Raya, Senin (3/11/2025).

Ia menekankan bahwa revitalisasi bahasa daerah bukan hanya menjaga eksistensi, tetapi juga menumbuhkan kembali kebanggaan dan kecintaan generasi muda terhadap bahasa leluhur mereka.

Kegiatan revitalisasi yang telah berjalan selama empat tahun ini difokuskan pada sepuluh bahasa daerah di Kalimantan Tengah, di antaranya Bahasa Dayak Ngaju, Dayak Ma’anyan, Ot Danum, Melayu Kotawaringin, Dayak Siang, Dayak Bakumpai, Dayak Katingan, Tawoyan, Melayu Sukamara, dan Dayak Sampit.

Festival ini menjadi ajang puncak yang menampilkan hasil pembinaan tersebut melalui lomba berbahasa daerah, mendongeng, hingga penampilan sastra tradisional.

Sementara itu, Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa Kemendikbudristek, Iwa Lukmana menjelaskan bahwa FTBI adalah bentuk apresiasi terhadap kerja keras para pelajar dan pendidik yang telah berkomitmen menjaga bahasa daerah tetap hidup.

“Ajang ini merupakan bentuk penghargaan atas semangat adik-adik dalam mencintai bahasa daerahnya. FTBI ini adalah bonus setelah perjuangan panjang mereka,” ungkap Iwa.

Ia juga menambahkan bahwa sertifikat FTBI kini diakui oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi peserta dalam jenjang pendidikan berikutnya.

Namun demikian, Iwa mengingatkan bahwa tanggung jawab utama pelestarian bahasa daerah tetap berada di tangan pemerintah daerah.

“Tidak ada satu pun bahasa daerah di Indonesia yang benar-benar aman dari ancaman kepunahan. Karena itu, pemerintah daerah harus menjadi garda terdepan dalam upaya pelestarian,” tegasnya.

Festival Tunas Bahasa Ibu yang berlangsung selama tiga hari ini diikuti oleh perwakilan dari seluruh kabupaten dan kota se-Kalimantan Tengah.

Dari Barito Selatan, turut hadir Kepala Dinas Pendidikan Manat Simanjuntak, jajaran guru pendamping, serta para peserta yang akan menampilkan kemampuan terbaiknya dalam berbahasa daerah.

Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten Barito Selatan berharap generasi muda semakin mencintai bahasa dan budaya lokal sebagai bagian dari identitas yang harus dijaga.

“Pelestarian bahasa daerah bukan hanya menjaga kata, tetapi menjaga jiwa dan sejarah bangsa,” tutupnya.(sct)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *