Pertamina Pastikan Stabilisasi Pasokan Pertamax di Palangka Raya Berjalan Normal

PALANGKA RAYA45 Dilihat

PALANGKARAYA – PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan memastikan seluruh langkah pemulihan dan percepatan suplai telah dilakukan untuk menormalkan kembali ketersediaan BBM Pertamax di sejumlah SPBU di Kota Palangka Raya.

Upaya ini ditempuh sebagai respons cepat atas antrean yang sempat terjadi akibat keterlambatan suplai dari Fuel Terminal (FT) Pulang Pisau.

Keterlambatan tersebut dipicu kondisi cuaca yang memperlambat kedatangan kapal pengangkut BBM, ditambah meningkatnya konsumsi Pertamax di masyarakat pada awal November 2025. Meski demikian, Pertamina menegaskan bahwa situasi kini telah terkendali.

Area Manager Communication, Relations & CSR Regional Kalimantan PT Pertamina Patra Niaga, Edi Mangun menyampaikan bahwa mekanisme percepatan distribusi langsung diaktifkan untuk menjamin pasokan tetap aman.

“Pertamina Patra Niaga langsung melakukan penyesuaian dan percepatan pemenuhan pasokan dari titik suplai utama ke wilayah Palangka Raya. Kami juga menyiapkan opsi perbantuan suplai dari terminal BBM lainnya untuk memastikan kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi,” ujar Edi belum lama ini.

Ia menjelaskan, kebutuhan Pertamax di Palangka Raya pada November 2025 berada pada rata-rata 112 KL per hari. Pertamina kata Edi, terus menjaga penyaluran harian agar sesuai kebutuhan dan mempercepat aliran suplai ke SPBU yang sempat mengalami antrean.

Koordinasi juga dilakukan bersama Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Rapat Pembahasan Ketersediaan dan Distribusi BBM untuk memastikan situasi berjalan stabil di lapangan.

Edi kembali menegaskan bahwa antrean tidak berkaitan dengan isu kuota BBM. Kuota untuk jenis BBM tertentu dan penugasan atau subsidi di Palangka Raya dan Kalimantan Tengah masih mencukupi hingga akhir tahun.

“Untuk produk non-subsidi seperti Pertamax tidak ada kuota, tetapi penyalurannya mengikuti permintaan dan pasokan. Kami berterima kasih kepada masyarakat atas kepercayaan mereka menggunakan Pertamax,” jelasnya.

Selain menjawab isu suplai, Pertamina juga mengeluarkan klarifikasi terhadap informasi keliru mengenai penggunaan etanol dalam BBM yang sempat beredar.

Edi menegaskan, isu yang menyebutkan campuran etanol dapat merusak mesin adalah hoaks. Menurutnya, penggunaan etanol merupakan bagian dari kebijakan pemerintah untuk mendorong energi bersih dan meningkatkan kemandirian energi nasional.

“Kami memastikan seluruh produk BBM, termasuk Pertalite, selalu melalui pemeriksaan dan telah memenuhi spesifikasi pemerintah. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir,” terangnya.

Pertamina juga memastikan seluruh SPBU tetap menjalankan prosedur penerimaan BBM sesuai standar, sehingga kualitas produk yang diterima konsumen tetap terjamin aman.

Tim operasional, kata Edi, telah dimaksimalkan untuk menjaga kelancaran suplai dan mempercepat pemulihan stok.

“Kami memprioritaskan kelancaran suplai dan memastikan kualitas serta keamanan produk bagi masyarakat. Seluruh tim bergerak optimal untuk menjaga ketersediaan BBM di SPBU,” tandasnya.(sct)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *