Pendidikan Kalteng Memasuki Era Baru

PALANGKARAYA -Kolaborasi antara Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kalimantan Tengah dan Kementerian Keuangan RI melalui program Kemenkeu Mengajar 10 berhasil menghadirkan ruang belajar besar yang menyatukan sekitar 30 ribu siswa SMA, SMK, dan SLB se-Kalteng.

Kegiatan yang dipusatkan di SMA Negeri 4 Palangka Raya dan disiarkan secara virtual ke seluruh sekolah di Kalteng ini menjadi salah satu penyelenggaraan terbesar sepanjang sejarah program Kemenkeu Mengajar nasional.

Pelaksana Tugas Kepala Disdik Kalteng, Muhammad Reza Prabowo menilai kegiatan ini sebagai bukti bahwa dunia pendidikan tidak lagi berjalan sendiri, melainkan tumbuh melalui kolaborasi lintas sektor yang memanfaatkan teknologi.

“Kita menyaksikan bagaimana pendidikan di Kalteng bertransformasi. Hari ini bukan sekadar seminar, tetapi momentum yang menunjukkan bahwa sekolah-sekolah kita sudah mampu mengikuti perkembangan teknologi dan model pembelajaran modern,” kata Reza.

Ia menekankan bahwa literasi keuangan ialah bagian dari pembangunan karakter.
Lebih dari sekadar memahami APBN, kegiatan ini mengajarkan kejujuran, tanggung jawab, dan transparansi nilai yang harus ditanam sejak sekolah.

Kemenkeu Membawa ‘APBN’ ke Ruang Kelas

Kepala Perwakilan Kemenkeu Kalteng, Herry Hermawan menjelaskan bahwa Kemenkeu Mengajar dirancang agar siswa lebih dekat dengan pengelolaan keuangan negara melalui bahasa yang sederhana dan mudah dicerna.

“Kami ingin anak-anak memahami bahwa uang negara adalah uang rakyat, yang dikelola, dipertanggungjawabkan, dan diawasi bersama. Literasi seperti ini membentuk generasi yang lebih sadar akan perannya sebagai warga negara,” ungkapnya.

Herry mengakui bahwa pelaksanaan di Kalteng tahun ini menjadi salah satu yang paling masif. Dengan 30 ribu siswa mengikuti secara serentak, ini bisa menjadi rekor nasional. Sebuah capaian luar biasa bagi Kalimantan Tengah.

Kemenkeu juga memanfaatkan momentum ini untuk memperkenalkan PKN STAN sebagai sekolah kedinasan yang membuka peluang putra-putri daerah menjadi ASN profesional.

Disisi lain, Kepala SMAN 4 Palangka Raya, Sudiro menyebut kegiatan ini sebagai suatu kehormatan sekaligus pengakuan terhadap kesiapan sekolah dalam menggelar kegiatan berskala provinsi.

“Kami siapkan semua sarana dan siswa sudah diberi arahan agar mengikuti kegiatan ini dengan baik. Semoga semakin banyak instansi yang datang berbagi ilmu,” ujarnya.

Ia juga memotivasi siswa untuk menantang diri meraih kesempatan masuk STAN.
“Matematika dan literasi dasar itu kunci. Peluang selalu ada bagi mereka yang siap,” tambahnya.

Antusiasme siswa menjadi warna tersendiri dalam kegiatan ini. Penyampaian materi oleh relawan Kemenkeu dibuat ringan, interaktif, dan relatable bagi remaja.

Beberapa siswa yang mengikuti kegiatan menyampaikan kesan mereka seperti yang disampaikan salah satu siswa bernama Christian Harten yang menilai pembelajaran yang disampaikan membuka wawasan.

“Belajarnya santai tapi sangat membuka wawasan. Banyak hal baru soal APBN yang selama ini tidak kami ketahui.” kata Christian.

Hal senada juga disampaikan oleh Anggelina Christy O.H. pembelajaran tentang uang negara jadi tidak membosankan.

“Kakak-kakaknya interaktif dan seru. Belajar tentang uang negara jadi tidak membosankan.” katanya

Jenifer Justin Aprilia juga menyampaikan hal yang sama bahwa dengan mengikuti pembelajaran tersebut dirinya paham sistem di Kemenkeu bekerja.

“Saya jadi paham bagaimana sistem di Kemenkeu bekerja. Ini memotivasi saya untuk jaga uang negara yang berasal dari rakyat.”

Pelaksanaan tahun ini memperlihatkan bagaimana teknologi dapat menghubungkan ribuan pelajar dari berbagai kabupaten dan kota se Kalimantan Tengah dalam satu ruang belajar besar.

Model pembelajaran ini sekaligus melatih siswa memahami konsep keuangan negara, berpikir kritis, dan berperan aktif menjaga transparansi sejak dini.

Melalui sinergi Disdik Kalteng dan Kemenkeu, Kemenkeu Mengajar 10 tidak hanya menjadi kegiatan seremonial tahunan, tetapi juga investasi literasi yang menyiapkan generasi muda Kalteng menjadi warga negara yang lebih melek keuangan, berintegritas, dan adaptif terhadap perubahan.(sct)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *