MUARA TEWEH – Kesenjangan fasilitas pendidikan antara wilayah kota dan pedalaman dinilai masih menjadi pekerjaan besar yang harus segera dijawab pemerintah daerah.
Ketua Komisi II DPRD Barito Utara, H. Taufik Nugraha menegaskan bahwa persoalan ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena menyangkut masa depan generasi muda.
“Pemerintah harus hadir dan memastikan seluruh sekolah memiliki fasilitas layak untuk mendukung proses belajar-mengajar. Anak-anak di pelosok berhak mendapatkan kesempatan pendidikan yang sama seperti di kota,” ujarnya belum lama ini.
Taufik melihat ketimpangan ini berpotensi menimbulkan kesenjangan mutu pendidikan jika tidak ditangani secara serius.
Menurutnya, sejumlah sekolah di daerah terpencil masih dibebani persoalan klasik: bangunan rusak, minimnya tenaga pendidik, dan keterbatasan sarana pembelajaran.
Lebih jauh, ia menilai bahwa solusi tidak cukup hanya dengan pembangunan fisik semata. Pemerintah perlu melakukan pendataan komprehensif untuk mengetahui sekolah-sekolah yang membutuhkan penanganan segera.
Dengan basis data yang jelas, kebijakan anggaran dapat disusun lebih terarah dan tepat sasaran.
“Tanpa data yang valid, sulit menentukan mana yang harus diprioritaskan. Perencanaan harus sistematis,” katanya.
Pendekatan ini disebutnya penting agar pemerataan pendidikan tidak hanya menjadi wacana, tetapi bergerak dalam tahapan yang terukur.
Selain infrastruktur fisik, Taufik menyoroti pentingnya pemerataan akses teknologi informasi. Di era digital, internet menjadi bagian tak terpisahkan dari proses pendidikan.
“Akses internet harus menjadi bagian dari kebutuhan dasar sekolah. Di era digital, siswa di pedalaman juga berhak memperoleh kesempatan belajar yang setara melalui teknologi,” tegasnya.
Ia berharap perluasan jaringan internet ke wilayah terpencil dapat masuk dalam agenda prioritas pembangunan daerah, mengingat teknologi mampu membuka akses pengetahuan tanpa batas.
Taufik juga menekankan bahwa kualitas pendidikan tidak hanya ditentukan oleh fasilitas, tetapi juga oleh kesiapan dan kesejahteraan tenaga pendidik. Ia menyebut guru di daerah terpencil sering menghadapi kondisi kerja yang berat tanpa dukungan memadai.
Ia meminta pemerintah daerah memberikan insentif dan fasilitas penunjang sebagai bentuk apresiasi terhadap dedikasi para guru.
“Guru di pelosok adalah ujung tombak pendidikan. Jika kesejahteraan mereka diperhatikan, maka semangat mengajar akan semakin tinggi dan berdampak langsung pada kualitas pendidikan,” tambahnya.
Taufik menegaskan bahwa pemerataan pendidikan harus ditempatkan sebagai prioritas utama pembangunan di Barito Utara. Menurutnya, keberhasilan daerah tidak hanya diukur dari pembangunan infrastruktur, tetapi dari kemampuan mencetak sumber daya manusia yang unggul.
“Kita ingin setiap anak di Barito Utara, baik di kota maupun pedalaman, memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan maju. Pendidikan adalah kunci masa depan daerah,” tutupnya.(sct)















