PALANGKARAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah mencatat kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi tahunan (y-on-y) sebesar 2,90 persen pada Maret 2025.
Kepala BPS Provinsi Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti mengatakan bahwa inflasi ini mendorong kenaikan indeks harga dari 109,47 pada Maret 2024 menjadi 112,65 pada Maret 2025.
“Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah minuman tidak beralkohol sebesar 5,78 persen. Sedangkan yang terendah adalah subkelompok makanan sebesar 2,35 persen,” kata Agnes di Palangka Raya, Selasa.
Kelompok ini memberikan andil inflasi y-on-y sebesar 1,14 persen, dengan komoditas dominan penyumbang inflasi seperti ikan gabus sebesar 0,26 persen, Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,19 persen.
Komoditas lainnya yang turut menyumbang inflasi yakni minyak goreng sebesar 0,14 persen, kopi bubuk sebesar 0,12 persen, serta terong, udang basah, dan bawang merah masing-masing sebesar 0,07 persen. Sementara komoditas seperti ayam hidup, ikan layang, dan wortel memberikan andil lebih kecil.
Sementara komoditas penyumbang deflasi y-on-y di antaranya daging ayam ras sebesar 0,17 persen, tomat sebesar 0,10 persen, telur ayam ras sebesar 0,09 persen, dan beras sebesar 0,06 persen.
Secara bulanan (m-to-m), kelompok ini memberikan andil inflasi sebesar 0,23 persen. Komoditas dominan penyebab inflasi m-to-m antara lain cabai rawit sebesar 0,15 persen dan bawang merah sebesar 0,08 persen.
“Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi m-to-m yakni daging ayam ras sebesar 0,16 persen, bayam sebesar 0,03 persen, serta ikan nila dan ikan peda masing-masing sebesar 0,02 persen,” tutupnya.(*/sct)