PALANGKARAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah mencatat bahwa seluruh kabupaten/kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di wilayah ini mengalami deflasi secara bulanan (m-to-m) pada Mei 2025.
Kepala BPS Provinsi Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti menyampaikan bahwa komoditas cabai rawit menjadi penyumbang deflasi terbesar dengan andil -0,21 persen.
“Penurunan harga cabai rawit terjadi merata di seluruh kabupaten/kota IHK. Hal ini disebabkan melimpahnya pasokan selama musim panen, baik dari lokal maupun luar daerah seperti Jawa dan Banjarmasin,” ujar Agnes, Selasa (3/6/2025).
Secara umum, Kalimantan Tengah mengalami deflasi sebesar -0,53 persen, sementara Kota Palangka Raya mencatat deflasi sebesar -0,15 persen. Selain cabai rawit, komoditas lain yang ikut menekan inflasi di Kalteng antara lain ikan gabus (-0,17 persen), bawang merah (-0,05 persen), ikan nila (-0,05 persen), dan bayam (-0,05 persen).
Di sisi lain, beberapa komoditas tetap memberi andil inflasi meskipun relatif kecil, seperti tomat, tarif pulsa ponsel, dan emas perhiasan, masing-masing sebesar 0,02 persen.
Untuk Kota Palangka Raya, komoditas penyumbang inflasi tertinggi di antaranya ikan gabus, pulsa ponsel, kue kering berminyak, ikan baung, dan tomat.
“Meski sejumlah komoditas mencatatkan kenaikan harga, secara keseluruhan tekanan inflasi berhasil ditekan oleh komoditas hortikultura dan perikanan yang mengalami surplus pasokan,” jelas Agnes.
Secara tahunan (y-on-y), inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sukamara sebesar 1,14 persen dengan IHK 109,54.
Sebaliknya, inflasi terendah tercatat di Kabupaten Kapuas sebesar 0,21 persen, namun wilayah ini justru mencatat deflasi bulanan terdalam sebesar -1,43 persen.(sct)