PALANGKARAYA – Kota Palangka Raya menjadi salah satu titik utama pelaksanaan Seminar Natal Nasional 2025 yang digelar serentak di sembilan kota di Indonesia.
Bertempat di Gedung Serbaguna Tjilik Riwut, Komplek Katedral Santa Maria, kegiatan ini mengusung tema nasional “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga” (Matius 1:21–24) dan sub tema daerah “Falsafah Huma Betang dalam Membangun dan Membina Keluarga Mandiri di Kalimantan Tengah.”
Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Dr. Muhammad Qodari, S.Psi., MA hadir sebagai salah satu pembicara dan menegaskan bahwa perayaan Natal di Palangka Raya selalu membawa suasana meriah serta penuh kebersamaan.
“Natal di Palangka Raya selalu meriah, pertama karena umat Kristiani di sini cukup banyak, yang kedua memang masyarakat di sini adalah masyarakat yang toleran, filosofinya Huma Betang,”
“Jadi ini Natal yang dirayakan umat Kristiani tetapi semua masyarakat di Kalimantan Tengah turut merasakan kegembiraannya,” ujar Qodari, didampingi Perwakilan Panitia Nasional, Dr. Suwarsono, S.PAK, MM, dan Penanggungjawab Panitia Lokal, RD Danang Widhi Anggoro, Jumat (12/12/2025).
Dalam penjelasannya, Qodari memaparkan visi kepemimpinan Presiden Prabowo yang menekankan pentingnya kedaulatan negara.
Ia menyebutkan sejumlah program strategis yang diarahkan untuk memperkuat kedaulatan energi, pangan, pertahanan, peningkatan pendapatan masyarakat, serta penciptaan keadilan sosial sebagai fondasi menuju Indonesia Maju 2045.
“Hal ini akan dapat terwujud melalui pengembangan Sumberdaya Manusia, dan itu semua dimulai dari keluarga,” tegasnya menambahkan.
Disisi lain, perwakilan Panitia Natal Nasional 2025, Dr. Suwarsono menjelaskan bahwa Palangka Raya dipilih sebagai salah satu dari sembilan daerah pelaksana seminar nasional karena kerukunan antarumat beragama yang sangat terjaga dan menjadi kekuatan sosial masyarakat Kalimantan Tengah.
“Palangka Raya termasuk salah satu daerah dengan umat yang ramah, baik Islam, Kristen, Hindu, Budha, maupun Katolik,”
“Kerukunan antarumat beragama di Palangka Raya sangat kondusif sehingga kota ini layak menjadi tuan rumah seminar nasional,” jelas Suwarsono.
Seminar ini menjadi momentum penting untuk memperkuat pemahaman nilai toleransi, memperkuat filosofi Huma Betang, serta membangun keluarga yang mandiri, solid, dan mampu menciptakan keharmonisan sosial di tengah kemajemukan masyarakat Kalimantan Tengah.
Nilai-nilai tersebut diangkat sebagai pedoman dalam membangun ketahanan keluarga sekaligus memperkuat peran komunitas sebagai ruang tumbuh bagi generasi baru.
Kegiatan dibuka oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah yang diwakili Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Tengah, Yulindra Dedy, S.STP., M.Si.
Hadir pula Kakanwil Kemenag Provinsi Kalteng, H. Muhammad Yusi Abdhian, S.H.I., M.H.I., Vikaris Jenderal Keuskupan Palangka Raya RD Silvanus Subandi, Penanggungjawab kegiatan RD Danang Widhi Anggoro, Ketua Panitia Lokal Bama Adiyanto, jajaran Forkopimda Kalteng dan Kota Palangka Raya, para Romo, Suster, Bruder, serta 350 peserta seminar.
Para pembicara nasional dan lokal yang hadir dalam seminar ini terdiri dari Dr. Muhammad Qodari, S.Psi., MA, Dr. Suwarsono, S.PAK, MM, Sandra Mariyus Adip, SS, M.Pd, dr. Linae Victoria Aden, M.M.Kes, serta Rm. Dr. Fransiskus Janu Hamu, S.S., M.Sc.Ed.
Seluruh sesi dipandu oleh Prof. Dr. Stephanus, S.Hut., MP, yang memfasilitasi dialog mendalam mengenai ketahanan keluarga, pemulihan relasi, nilai solidaritas, serta integrasi ajaran iman dengan konteks sosial masyarakat Kalimantan Tengah.
Sebagai rangkaian nasional, seminar ini diharapkan memperkuat kerja sama lintas lembaga, memperluas pemahaman umat mengenai pesan Natal, serta menghadirkan ruang edukasi yang meneguhkan peran keluarga sebagai pusat pembentukan nilai-nilai moral dan kebangsaan.
“Momentum ini sekaligus mengingatkan bahwa harmoni sosial adalah kekuatan utama masyarakat Kalimantan Tengah dalam membangun keluarga yang tangguh dan sejahtera,” tandas Suwarsono.(sct)

















