Bukit Raya Ditaklukkan, Ekspedisi 2025 Angkat Potensi Ekowisata

AKADEMIKA, HEADLINE26 Dilihat

PALANGKARAYA – Gunung tertinggi di Kalimantan Tengah, Bukit Raya (2.278 mdpl), resmi ditaklukkan oleh Tim Ekspedisi Bukit Raya 2025 yang beranggotakan 25 orang dari berbagai unsur akademisi hingga masyarakat lokal.

Tim terdiri atas perwakilan Universitas Palangka Raya (UPR), Bapperida Provinsi Kalteng, KPHP Katingan Hulu Unit XVII, Mapala Sylva Raya UPR, mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian UPR, serta Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Tumbang Habangoi, Kabupaten Katingan.

Bukit Raya merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), serta bagian dari pengunungan Schwaner khususnya di perbatasan Kalimatan Barat dan Kalteng.

Misi ilmiah dan konservasi ini sukses digelar selama tujuh hari penuh, dimulai dari Desa Tumbang Habangoi, Kecamatan Petak Malai, Kabupaten Katingan, Kalteng.

Kegiatan dimulai pada 20 Juli 2025, diawali dengan prosesi ritual adat “Minta Izin Mendaki” di Desa Tumbang Habangoi.

Ritual sakral ini merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur, roh penjaga hutan, dan kekuatan alam yang dipercaya melindungi kawasan Bukit Raya.

Pada 24 Juli 2025 (hari kelima), tim ekspedisi berhasil mencapai Puncak Bukit Raya dalam kondisi selamat. Kemudian, pada 26 Juli 2025 (hari ketujuh), seluruh tim kembali turun dan beristirahat di Desa Tumbang Habangoi.

Sebelum memasuki desa, tim mengikuti ritual “Memapas”, sebagai simbol penyucian diri setelah melakukan perjalanan di wilayah yang dianggap sakral.

Tak sekadar mendaki, tim juga mengumpulkan data biodiversitas, memetakan jalur, dan menilai potensi ekowisata yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan.

“Tim ekspedisi berhasil mendokumentasikan informasi penting yang mendukung pengembangan jalur pendakian sebagai kawasan ekowisata berkelanjutan,” kata koordinator lapangan, Berdodi Martin Samuel, Selasa (29/7/2025).

Ketua Tim Studi, Dr. Renhart Jemi, S.Hut., M.P., menjelaskan bahwa hasil lengkap dari ekspedisi ini akan dipresentasikan pada Diskusi Publik yang melibatkan para pemangku kepentingan.

“Diskusi tersebut akan diselenggarakan pada 14 Agustus 2025 di Kampus UPR, guna mendapatkan umpan balik dan dukungan pengembangan lebih lanjut,” kata Dr. Renhart Jemi.

Sementara itu, Ketua LPPM UPR, Dr. Ir. Evi Veronica menyebut kegiatan ini sebagai bentuk nyata sinergi antara kampus, pemerintah, komunitas lokal, dan generasi muda.

“Bukit Raya bukan sekadar destinasi, tapi simbol kerja bersama dalam menjaga alam,” tegasnya.(sct)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *