Wartawan Diminta Kolaboratif Tangkal Hoaks 

PALANGKARAYA – Maraknya penyebaran hoaks dan disinformasi di media sosial mendorong Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Tengah menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Peran Wartawan dalam Menangkal Hoaks dan Disinformasi di Media Sosial”, Rabu (16/7/2025),

Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Luwansa Palangka Raya ini mengahadirkan narasumber-narasumber, yakni Ketua PWI Kalteng, M Zainal, Ketua Dewan Kehormatan (DK) PWI Kalteng, Ririen Binti, Kasubbid Multimedia Bidhumas Polda Kalteng, Kompol Hemat Siburian.

Direktur Humas dan Pemberitaan UMPR, Dr Junaidi, Wakil Ketua PWI Kalteng Bidang Hukum & Pembelaan Wartawan, Heronika Rahan dan Ketua AMSI Kalteng, Hairil Supriadi.

Kasubbid Multimedia Bidhumas Polda Kalteng, Kompol Hemat Siburian menekankan pentingnya sinergi antara kepolisian dan insan pers dalam menjaga ruang digital yang sehat.

“Berita hoaks bisa merusak kepercayaan publik, menimbulkan kebencian, bahkan berpotensi mengganggu kamtibmas,” ujar Hemat.

Dirinya menegaskan bahwa hoaks bukan sekadar persoalan informasi, melainkan dapat berdampak langsung terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat.

Pihaknya mengajak seluruh pihak untuk aktif mendorong literasi digital demi meningkatkan kesadaran publik dalam menyikapi informasi yang belum terverifikasi.

Selain itu, kerja sama pemantauan dan pelaporan konten negatif di media sosial menurutnya sangat diperlukan.

Disisi lain, Ketua Dewan Kehormatan PWI Kalteng, Ririen Binti menyoroti pentingnya profesionalisme jurnalis dalam menyaring dan menyampaikan informasi.

“Diperlukan wartawan yang profesional untuk meng-handle berita hoaks. Masyarakat juga harus kritis, jangan langsung percaya dengan isi media sosial,” ucap Ririen.

Ririen mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh konten-konten viral yang tidak jelas sumbernya.

Senada, Ketua PWI Kalteng, M. Zainal menambahkan bahwa klarifikasi dan verifikasi adalah kunci dalam menjaga kualitas informasi.

“Kalau informasi itu hoaks, biasanya tidak dimuat di media-media resmi. Jadi cek ulang sebelum percaya,” tegas Zainal.

Zainal meminta masyarakat menjadikan media resmi sebagai referensi utama saat meragukan suatu informasi.

Sementara itu, Ketua AMSI Kalteng, Hairil Supriadi turut memperingatkan bahwa hoaks kerap menyusup melalui narasi ajakan yang manipulatif. Judul dan isi berita pun sering kali tidak sinkron.

“Ciri hoaks bisa dilihat dari judul yang bombastis dan ajakan untuk menyebarkan tanpa konfirmasi. Ini harus diwaspadai,” pungkasnya.(sct)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *