Guru Diangkat, Siswa Diperkuat, Hari Guru Jadi Titik Lompatan

PALANGKARAYA – Peringatan Hari Guru Nasional 2025 menjadi momentum bersejarah bagi dunia pendidikan Kalimantan Tengah. Sejak awal kepemimpinan Gubernur H. Agustiar Sabran pada Februari 2025, sektor pendidikan bukan hanya berbenah, tetapi melesat dengan capaian yang langsung dirasakan guru dan siswa.

Tak lagi sebatas seremonial, Hari Guru tahun ini dipandang sebagai “hari panen manfaat”, menyusul bergulirnya berbagai program yang memberikan akses pendidikan lebih luas, kesejahteraan yang meningkat, hingga pembelajaran yang makin modern.

Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kalteng, Muhammad Reza Prabowo menegaskan bahwa seluruh inovasi pendidikan ini bergerak menuju satu tujuan yakni membuka kesempatan belajar yang adil dan berkualitas.

“Keinginan Bapak Gubernur adalah menciptakan satu keluarga satu sarjana. Ini perlu sinergi bersama,” ujar Reza, Senin (24/11/2025).

Program 10.000 Kuliah Gratis kini telah dinikmati 3.060 mahasiswa dengan dukungan anggaran Rp15,3 miliar. Dari satu kampus perintis, program ini melebar hingga 33 perguruan tinggi, membuka peluang pendidikan tinggi bagi keluarga yang sebelumnya nyaris tak punya kesempatan.

Lewat BOSDA dan kebijakan seragam gratis, 34.270 siswa SMA, SMK, dan SKH terbantu. Skema pembagian seragam berbasis kemampuan ekonomi disebut sebagai kebijakan yang lebih adil ketimbang seragam rata-rata. “Adil itu bukan berarti semua harus sama,” tegas Reza.

Setelah tertunda sejak 2022, TPP bagi guru kembali dibayarkan melalui Pergub Nomor 34 Tahun 2025. Tambahan penghasilan diberikan mulai dari Rp500.000 hingga Rp3.000.000, termasuk insentif khusus guru di daerah terpencil.

Banyak guru mengaku terharu, bukan semata soal angka, tetapi pengakuan atas pengabdian mereka.

Ribuan TV interaktif, papan tulis digital, panel surya, dan akses internet satelit disalurkan hingga sekolah pelosok. Pembelajaran hybrid kini bukan lagi konsep kota, tetapi realitas di desa.

“Ini solusi cerdas bagi keterbatasan energi di daerah pedalaman,” ujar Kepala SMAN 1 Kuala Kapuas, Dwi Haryanto.

Program Pelatihan Guru Huma Betang berbasis LMS memberi ruang guru belajar kapan saja, tanpa batas. Mulai dari pedagogi kreatif, kesehatan mental siswa, hingga kompetensi untuk sekolah khusus, semuanya dirancang agar guru makin siap menghadapi tantangan kelas modern.

Skor Rapor Pendidikan 2025 melompat ke kategori “tuntas pertama” dengan skor 71,35. Lonjakan tertinggi terjadi pada sekolah khusus dengan peningkatan literasi dan numerasi hingga dua kali lipat.

Platform digital terpadu ini menjadi fondasi sekolah masa depan di Kalteng. Targetnya, seluruh SMA/SMK terhubung ke sistem digital pada 2026–2027.

Ketua MKKS SMK, Arifin menyebut program-program tersebut sebagai bukti keberpihakan nyata kepada guru.

“TPP dan hunian bagi guru bukan hanya bangunan fisik, tetapi ruang untuk menjaga martabat pendidik,” ujarnya.

Disisi lain, Ketua MKKS SKH, Joko Waluyo menilai arah kebijakan Gubernur sebagai bentuk keberpihakan terhadap pendidikan inklusif, sesuatu yang jarang menjadi prioritas daerah.

Di tengah data dan capaian, satu hal terasa paling kuat yakni guru dihargai, siswa diayomi. Pendidikan Kalteng tak lagi bergerak dalam kerangka administratif semata, tetapi dalam semangat menghadirkan kesempatan dan martabat.

Dengan rentetan terobosan itu, Gubernur H. Agustiar Sabran dan Wakil Gubernur H. Edy Pratowo dinilai telah membawa pendidikan Kalteng memasuki fase baru lebih maju, inklusif, dan berdampak langsung pada kehidupan masyarakat.

Hari Guru 2025 pun menjadi bukti bahwa Bumi Tambun Bungai sedang menapaki jalur cepat menuju Kalteng Berkah, Maju, dan Sejahtera dalam bingkai Indonesia Emas 2045.(red/sct)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *