Dorong Literasi Keuangan Inklusif Bagi Anggota Gerakan Pramuka

JAKARTA – Kementerian Keuangan RI, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengajak Pramuka dari kalangan pelajar dan penyandang disabilitas untuk mandiri secara finansial melalui program Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LIKE IT) yang digelar di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (14/8/2025).

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menegaskan bahwa kebiasaan menabung menjadi kunci membentuk karakter disiplin dan kesejahteraan finansial.

“Menabung adalah bagian dari nilai kepramukaan yang melatih disiplin, hidup hemat, dan ketangguhan karakter,”

“Fakta bahwa 59 juta pelajar Indonesia telah memiliki tabungan lebih dari Rp32 triliun menunjukkan kebiasaan baik ini tidak hanya memperkuat kemandirian generasi muda, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Mahendra.

Kegiatan LIKE IT 2025 disinergikan dengan Perkemahan Pramuka Berkebutuhan Khusus Nasional (PPBK Nas) 2025 yang diikuti sekitar 3.000 Pramuka tingkat Penegak dan Pandega dari kalangan pelajar dan penyandang disabilitas.

Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, indeks literasi keuangan nasional mencapai 66,46 persen, sedangkan kelompok usia 15–17 tahun masih rendah di angka 51,68 persen, sehingga edukasi keuangan bagi segmen ini menjadi prioritas.

“Capaian literasi keuangan Indonesia sebesar 66,40 persen merupakan lompatan besar sekaligus menempatkan kita sejajar dengan negara-negara maju,”

“Namun ke depan, fokus kita adalah meningkatkan kualitas literasi agar masyarakat mampu menggunakan produk keuangan secara bijak dan terlindungi dari risiko pinjaman serta investasi ilegal,” papar Mahendra menambahkan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi menyebut, literasi keuangan merupakan fondasi penting membentuk generasi muda unggul.

“Program LIKE IT sejalan dengan Asta Cita pemerintah yang menekankan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kami percaya literasi keuangan menjadi dasar agar generasi muda Indonesia siap menghadapi tantangan global,” katanya.

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia (Wamenkeu), Thomas A.M. Djiwandon memberikan memotivasi peserta Pramuka agar berani bermimpi untuk menjadi generasi hebat penerus bangsa.

Sebagaimana yang dilakukan pendahulu-pendahulu Indonesia, generasi muda harus bermimpi dan melihat jauh ke depan, kemudian bekerja keras untuk meraih mimpi dan cita-cita tersebut.

“Jangan pernah lupa bermimpi dan juga bekerja keras untuk mencapai mimpi itu,” pesannya.

Thomas juga mengajak para peserta Pramuka untuk terus menabung dan memanfaatkan uang dengan bijak, agar bisa membantu orang tua dan orang lain, menggerakkan perekonomian, serta membangun negeri dan nusa bangsa.

Disisi lain, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti mengajak seluruh Pramuka yang hadir untuk selalu menjaga dan merawat Rupiah, yang merupakan simbol kedaulatan negara.

“Rupiah tidak hanya berfungsi sebagai alat transaksi, tetapi juga mencerminkan karakter dan ciri khas bangsa. Setiap warga negara patut bangga dan mencintainya,” kata Deputi Destry.

Ia juga mengajak kaum muda agar paham cara menggunakan Rupiah secara bijak, menghindari pemborosan, serta semangat menabung dan berinvestasi demi masa depan yang lebih baik.

Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan LPS melakukan penjaminan atas simpanan sebanyak Rp2 milyar setiap nasabah dalam setiap bank.

Penjaminan Tabungan tersebut perlu memenuhi persyaratan seperti tercatat dalam pembukuan bank, tingkat bunga tidak melebihi tingkat bunga penjaminan LPS, dan tidak melakukan tindakan yang merugikan bank.

”Mulailah dengan mengelola uang secara bijak. Bedakan antara kebutuhan dan keinginan, biasakan diri untuk menabung secara rutin, dan jangan pernah berhenti belajar tentang cara mengembangkan keuangan. Kami di LPS akan selalu ada untuk memastikan simpanan masyarakat di bank tetap aman,” ujarnya.

Sekretaris Jenderal Kwarnas Pramuka, Mayjen TNI (Purn) Bachtiar menyampaikan bahwa menabung tidak hanya untuk memperoleh imbal hasil, tetapi juga memupuk keterampilan keuangan dengan menumbuhkan rasa cinta pada menabung.

“Pramuka adalah wadah pembinaan generasi penerus bangsa tanpa membeda-bedakan, termasuk bagi adik-adik difabel,”

“Melalui kegiatan ini, kami ingin menanamkan nilai gemar menabung yang sejalan dengan semangat Pramuka, agar generasi muda tumbuh disiplin, mandiri, dan berkontribusi bagi kekuatan ekonomi Indonesia,” kata Bachtiar.

Oleh karena itu, materi mengenai pengelolaan keuangan masuk menjadi materi dalam Syarat Kecakapan Khusus bagi peserta Pramuka dengan bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan dan institusi perbankan.

Syarat Kecakapan Khusus juga memberikan persyaratan yang lebih mudah dan sederhana, serta fitur yang menarik untuk mendorong upaya menabung sejak dini melalui program simpanan pelajar.(sct)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *