KAPUAS – PT Industrial Forest Plantation melaksanakan kegiatan Gemba sebagai bagian dari upaya strategis perusahaan dalam memperkuat kolaborasi lintas departemen serta memastikan keselarasan seluruh unit kerja dalam mencapai tujuan perusahaan.
Kegiatan ini melibatkan seluruh departemen, mulai dari operasional lapangan hingga fungsi pendukung, sebagai bentuk komitmen membangun organisasi yang terintegrasi dan adaptif.
Perwakilan Manajemen PT Industrial Forest Plantation menyampaikan bahwa Gemba menjadi momentum penting untuk menyatukan pemahaman setiap bagian organisasi terhadap proses kerja secara menyeluruh.
Melalui kegiatan ini, perusahaan berupaya menyamakan persepsi, memperkuat koordinasi lintas fungsi, serta menumbuhkan budaya kerja berbasis continuous improvement yang berkelanjutan.
“Bagi PT IFP, Gemba menjadi sarana efektif untuk melihat kondisi nyata di lapangan tanpa filter laporan, memahami akar masalah dari tantangan operasional, mendengarkan langsung masukan pekerja lapangan yang menjadi kunci keberhasilan perusahaan, serta menyatukan pemahaman lintas departemen terhadap proses bisnis dari hulu hingga hilir,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa Gemba berasal dari bahasa Jepang yang berarti the real place, yaitu pendekatan manajemen yang menekankan pentingnya pimpinan dan staf turun langsung ke lokasi kerja untuk memahami proses nyata yang terjadi di lapangan.
Prinsip ini diyakini mampu memberikan gambaran utuh terhadap kondisi operasional sekaligus mempercepat pengambilan keputusan yang tepat.
Seluruh departemen di lingkungan PT Industrial Forest Plantation terlibat aktif dalam kegiatan tersebut, mulai dari Silvikultur, Logging, Transportasi, Perencanaan, Sustainability, K3, HRD, hingga Keuangan dan Administrasi.
Keterlibatan menyeluruh ini menunjukkan keseriusan perusahaan dalam membangun budaya kerja yang holistik dan saling terhubung.
“Keikutsertaan seluruh departemen mencerminkan komitmen perusahaan dalam membangun budaya kerja yang terintegrasi. Setiap fungsi memiliki peran penting dalam rantai bisnis kehutanan,”
“mulai dari persemaian, areal tanam dan pemeliharaan, kegiatan panen di lapangan, pengaturan logistik dan transportasi, proses sortasi, hingga pengelolaan lainnya,” lanjutnya.
Ia menuturkan bahwa setiap lokasi yang dikunjungi selama Gemba memberikan sudut pandang berbeda mengenai tantangan operasional dan peluang peningkatan kinerja.
Dengan melihat langsung proses kerja di lapangan, seluruh peserta memperoleh pemahaman yang lebih realistis dan objektif terhadap kondisi yang dihadapi perusahaan.
Setelah observasi lapangan, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi terbuka lintas departemen.
Forum ini dimanfaatkan untuk mengidentifikasi potensi pemborosan dan peluang efisiensi, menyamakan persepsi terkait standar kualitas dan penerapan SOP, memperkuat pemahaman terhadap target perusahaan, serta menyatukan cara berpikir dalam pengambilan keputusan.
“Kegiatan ini sekaligus memperkuat integrasi antar-departemen yang sebelumnya mungkin masih bekerja dalam pola silo mentality. Melalui Gemba, setiap unit diajak melihat proses secara menyeluruh dan memahami keterkaitan peran masing-masing,” jelasnya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa Gemba juga menjadi sarana untuk menginternalisasi tujuan strategis perusahaan, antara lain mengelola hutan tanaman industri secara berkelanjutan, meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional, membangun budaya keselamatan kerja dan kepatuhan terhadap regulasi, serta mewujudkan operasi yang ramah lingkungan dan berorientasi masa depan.
“Dengan melihat langsung proses kerja di lapangan, visi dan misi perusahaan menjadi lebih mudah dipahami dan diinternalisasi oleh seluruh karyawan, bukan hanya sebagai konsep, tetapi sebagai praktik nyata,” ujarnya.
Menurutnya, Gemba tidak berhenti pada tahap observasi, melainkan menjadi pondasi untuk tindakan perbaikan berkelanjutan.
Setiap departemen diwajibkan menyusun temuan lapangan, mengidentifikasi akar penyebab masalah, merumuskan rekomendasi perbaikan, serta menyusun rencana aksi lengkap dengan target dan penanggung jawab.
Ia menambahkan bahwa berbagai manfaat nyata mulai dirasakan pascapelaksanaan Gemba, di antaranya meningkatnya pemahaman lintas fungsi terhadap rantai bisnis kehutanan, komunikasi internal yang lebih terbuka dan konstruktif, keselarasan persepsi terhadap prioritas perusahaan, serta meningkatnya kesadaran bersama akan pentingnya K3, kualitas, dan produktivitas.
“Kegiatan ini juga memperkuat rasa kepemilikan seluruh karyawan, karena mereka melihat langsung kontribusi setiap proses terhadap keberhasilan perusahaan dan merasa menjadi bagian penting dari perjalanan PT IFP,” tandasnya.(sct)


















