PALANGKARAYA – Melalui penyelenggaraan Seminar Natal Nasional 2025 yang digelar serentak di sembilan kota di Indonesia. Kota Palangka Raya kembali menjadi pusat perhatian nasional.
Bertempat di Gedung Serbaguna Tjilik Riwut, kegiatan ini mengusung tema nasional “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga” serta subtema daerah “Falsafah Huma Betang dalam Membangun dan Membina Keluarga Mandiri di Kalimantan Tengah.”
Sekda Provinsi Kalteng yang diwakili Kepala Dinas Perhubungan, Yulindra Dedy menegaskan komitmen Pemprov Kalteng untuk terus menghadirkan nilai-nilai kearifan lokal dalam pembangunan daerah.
“Kami berkomitmen mendorong implementasi nilai‐nilai lokal dalam program pembangunan serta menjamin kerukunan umat beragama sebagai modal utama daerah yang damai dan maju,” ujar saat membuka kegiatan secara resmi, Jumat (12/12/2025).
Acara yang dihadiri 350 peserta ini turut menghadirkan pembicara nasional dan lokal, di antaranya Kepala Staf Kepresidenan, Dr.Muhammad Qodari, Direktur Pendidikan Kristen, Dr. Suwarsono, S.PAK, MM, Ditjen Bimas Kristen Kementerian Agama RI, Sandra Mariyus Adip, SS, M.Pd, Pembimas Katolik Kemenag Provinsi Kalimantan Tengah, dr. Linae Victoria Aden, M.M.Kes, Kepala Dinas P3APPKB Provinsi Kalimantan Tengah, serta Rm. Dr. Fransiskus Janu Hamu, S.S., M.Sc.Ed, Rektor STIPAS Tahasak Danum Pambelum.
Hadir pula, Kepala Dinas P3APPKB, dr. Linae Victoria Aden, M.M. Kes serta dihadiri Perwakilan Panitia Nasional, Dr. Suwarsono, S.PAK, MM, Kakanwil Kemenag Provinsi Kalteng, H. Muhammad Yusi Abdhian, S.H.I.,M.H.I, Uskup Keuskupan Palangka Raya yang di wakili oleh Vikaris Jendral Keuskupan Palangka Raya, RD Silvanus Subandi, Penanggungjawab kegiatan, RD Danang Widhi Anggoro, Ketua Panitia Lokal, Bama Adiyanto, Forkopimda Kalteng, Forkopimda Kota Palangka Raya, para Romo, Suster, Bruder, dan 350 peserta seminar.
Seluruh rangkaian diskusi dipandu oleh Prof.Dr.Stephanus yang memfasilitasi dialog mengenai ketahanan keluarga, solidaritas sosial, hingga integrasi nilai iman dalam kehidupan masyarakat lokal.
Dalam sambutannya, Perwakilan Panitia Nasional, Dr. Suwarsono menyampaikan bahwa Kalimantan Tengah memiliki kekayaan budaya yang sangat relevan dengan tema Natal tahun ini.
“Seminar ini penting karena Kalteng memiliki tradisi gotong royong serta semangat habaring hurung yang menjadi pesan bahwa kasih Allah melingkupi seluruh umat,” katanya.
Ia menekankan bahwa keluarga Kristen diajak menemukan ruang dialog hangat sebagai bentuk pemulihan relasi sekaligus pembentukan karakter.
Selaras dengan itu, Kakanwil Kemenag Kalteng, H.Muhammad Yusi Abdhian menuturkan bahwa falsafah Huma Betang adalah warisan Dayak yang mengajarkan hidup rukun, saling menghargai dan menjaga persatuan.
Nilai tersebut dianggap relevan untuk memperkuat ketahanan keluarga, terutama di tengah tantangan perkembangan zaman.
“Keluarga adalah fondasi masyarakat, dan nilai Huma Betang dapat memperkokoh moderasi beragama serta keharmonisan di Bumi Tambun Bungai,” ucapnya.
Ia menambahkan bahwa peneguhan nilai tersebut juga sejalan dengan delapan program prioritas Menteri Agama, termasuk kurikulum cinta yang berlandaskan Panca Cinta: Cinta Tuhan, Cinta sesama, Cinta ilmu pengetahuan, Cinta lingkungan, dan Cinta tanah air.
“Saya berharap melalui seminar ini lahir gagasan praktis yang dapat diaplikasikan dalam pembinaan keluarga, pendidikan, dan pembentukan karakter generasi muda,” katanya.
Disisi lain, Vikaris Jenderal Keuskupan Palangka Raya, RD Silvanus Subandi juga menegaskan bahwa seminar ini menjadi ruang bersama untuk memperdalam makna Natal dan memperkuat persaudaraan lintas kalangan.
Ia mengapresiasi keterlibatan berbagai pihak yang menjaga harmoni dan nilai kemanusiaan.
“Nilai tersebut selaras dengan spirit pelayanan gereja yang mendorong umat membangun kedamaian dan menghadirkan sukacita bagi sesama,” ujar Pastor Bandi.
Rangkaian Seminar Natal Nasional 2025 sendiri telah diselenggarakan di Bandung, Medan, Manado, Palangka Raya, dan akan berlanjut ke Ruteng, Ambon, Toraja, hingga Merauke.
Melalui kegiatan ini, diharapkan lahir rumusan nilai dan rekomendasi yang dapat diterapkan langsung dalam penguatan keluarga dan ketahanan sosial masyarakat.(sct)


















