PALANGKARAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah terus mendorong pendidikan yang tidak hanya mencetak generasi cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter kuat dan cinta budaya lokal.
Salah satu terobosannya adalah gerakan “Kamis Berbahasa Daerah” yang kini diterapkan di seluruh satuan pendidikan.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kalteng, Muhammad Reza Prabowo menegaskan bahwa Gubernur Kalteng sangat konsisten dalam membangun pendidikan yang seimbang antara ilmu pengetahuan, pembentukan karakter, dan pelestarian budaya.
“Pak Gubernur ingin anak-anak kita tidak hanya pintar secara akademik, tapi juga memiliki attitude, mindset yang positif, dan bangga terhadap budayanya,” kata Reza, Selasa (24/6/2025).
Reza menjelaskan bahwa program Kamis Berbahasa Daerah telah dijalankan sejak sebulan lalu, disertai penggunaan atribut khas Dayak seperti lawung atau sumping. Setiap sekolah diminta menyesuaikan dengan bahasa daerah setempat.
“Misalnya di Barito, digunakan bahasa Dayak Bakumpai atau Manyan. Ini upaya konkret menjaga Belum Bahadat dan identitas lokal agar tidak luntur di tengah modernisasi,” ujarnya.
Diakui, masih ada tantangan dalam implementasi, terutama bagi guru dari luar daerah yang belum familiar dengan bahasa lokal. Namun, Dinas Pendidikan terus melakukan edukasi dan pemantauan berkala.
“Kami sadar perubahan budaya sekolah itu tidak instan. Tapi kami optimis, dengan konsistensi dan dukungan semua pihak, pendidikan Kalteng akan maju dan tetap berakar pada nilai-nilai budaya,” tutup Reza.(sct)