PALANGKARAYA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah menegaskan komitmennya memperkuat peran Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) sebagai motor penggerak inklusi keuangan di wilayah.
Komitmen ini diwujudkan melalui kegiatan Coaching Clinic TPAKD Triwulan III Tahun 2025 yang digelar di Palangka Raya, Jumat (31/10/2025).
Kepala OJK Provinsi Kalimantan Tengah, Primandanu Febriyan Aziz menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi langkah konkret dalam memperkuat kapasitas dan koordinasi antar-TPAKD kabupaten/kota agar program kerja yang dijalankan lebih efektif dan terukur.
“Coaching Clinic ini bukan hanya forum peningkatan kapasitas, tapi juga momentum untuk menyelaraskan arah kerja TPAKD dengan Roadmap TPAKD terbaru dan Indeks Akses Keuangan Daerah (IKAD),”
“Dengan arah yang jelas dan indikator yang terukur, TPAKD dapat berkontribusi langsung terhadap pencapaian target inklusi keuangan nasional,” ujar Primandanu.
Menurutnya, keberhasilan TPAKD sangat bergantung pada kemampuan daerah dalam mengidentifikasi potensi lokal dan mengintegrasikan peran lembaga jasa keuangan, pemerintah daerah, serta pelaku usaha.
Ia menambahkan bahwa inklusi keuangan harus dirasakan hingga lapisan terbawah masyarakat, terutama bagi pelaku UMKM, nelayan, dan petani.
Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Yuas Elko menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
“TPAKD memiliki peran strategis dalam membuka akses keuangan bagi masyarakat desa dan sektor produktif.”
“Dengan koordinasi yang solid dan peningkatan kapasitas yang berkelanjutan, TPAKD akan menjadi penggerak utama ekonomi daerah yang mandiri dan berdaya saing,” ujar Yuas.
Dalam kegiatan tersebut, Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan OJK memaparkan Roadmap TPAKD 2026–2030, yang menjadi arah kebijakan nasional untuk memperkuat peran TPAKD melalui inovasi berbasis potensi lokal.
Selain itu, TPAKD Kabupaten Lombok Timur turut berbagi strategi sukses mereka dalam meraih TPAKD Award 2025, termasuk pentingnya kolaborasi lintas sektor antara pemerintah daerah, lembaga jasa keuangan, dan dunia usaha.
OJK Kalteng juga menyampaikan mekanisme monitoring dan evaluasi program TPAKD, serta memberikan panduan teknis bagi sekretariat dan anggota TPAKD agar pelaksanaan program dapat lebih terarah, efisien, dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Kegiatan diakhiri dengan sesi diskusi interaktif yang berlangsung dinamis, di mana para peserta dari berbagai kabupaten/kota aktif bertukar pengalaman dan strategi memperluas akses keuangan.
Topik yang dibahas antara lain pengembangan produk keuangan berbasis potensi lokal, pembiayaan sektor produktif, serta penguatan sinergi antar-lembaga dalam mendorong inklusi keuangan berkelanjutan di Kalimantan Tengah.
Dengan terselenggaranya Coaching Clinic ini, OJK Kalteng berharap TPAKD di seluruh wilayah dapat menjadi katalis utama dalam memperkuat inklusi keuangan yang inklusif, inovatif, dan berdampak luas bagi masyarakat.(sct)


















