PALANGKARAYA – Melalui program satu set alat berat satu kecamatan di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah diharapkan dapat membuka akses infrastruktur jalan dan membuka keterisolasian sejumlah desa tertinggal.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, sebanyak 14 persen dari 1432 desa di Provinsi Kalteng menjadi desa mandiri. Sementara desa tertinggal tercatat sebanyak 143 desa pada tahun 2023 lalu.
“Kalau sudah ada jalan, segala sesuatunya akan terbuka. Kenapa masih ada desa tertinggal, karena belum adanya akses jalan, belum adanya listrik atau sinyal yang masuk,” kata Calon Gubernur Willy M.Yoseph, Rabu.
Ketika ada akses infrastruktur jalan, secara tidak langsung akan mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah desa tertinggal tersebut. Misalnya ujar Willy menambahkan, Hasil produk olahan masyarakat dapat dijual keluar.
Ditambah lagi dengan masuknya sinyal, akan mempermudah masyarakat untuk melakukan komunikasi sehingga kedepanya desa yang tertinggal ini nantinya akan tumbuh dan berkembang menjadi desa-desa yang mandiri.
“Program yang diberikan oleh Willy-Habib kedepanya tentu sebagai jawaban atas keinginan masyarakat Kalteng dimana saat ini kondisi infrastruktur kita masih, kalau bisa saya katakan sangat-sangat perlu dilakukan pembenahan,” tegasnya menambahkan lebih dalam.
Pihaknya mengakui bahwa masih ada desa di Kalteng yang belum terhubung dengan akses jalan darat. Tidak hanya itu, dirinya juga membeberkan untuk akses jalur udara juga masih sangat terbatas.
Menurutnya lebih dalam lagi, membuka keterisolasian tidak hanya berbicara di jalur darat saja, tapi yang harus dipikirkan juga kedepan bagaimana setiap wilayah di Kalteng dapat terhubung melalui jalur udara.
“Tentunya hal ini berhubungan dengan ketersedian bandar udara. Selain itu, kedepan kita juga akan memaksimalkan keberadaan pelabuhan, tidak hanya pelabuhan yang ada di Sampit atau di Kumai atau Pulang Pisau, tapi tidak menutup kemungkinan kota Palangkaraya kedepanya punya pelabuhan sendiri,”tutupnya.