PALANGKARAYA – Berdasarkan pemantauan harga-harga di daerah perdesaan, Nilai Tukar Petani (NTP) gabungan di Kalimantan Tengah pada Agustus 2024 mencapai 125,72 atau naik sebesar 0,50 persen dibanding Juli 2024 sebesar 125,09.
“Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian (It), sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan yang cukup besar,” kata Kepala BPS Kalteng, Kepala BPS Provinsi Kalteng, Agnes Widiastuti, Rabu (2/10/2024).
Penurunan indeks harga yang dibayar petani didominasi oleh turunnya indeks kelompok konsumsi rumah tangga petani (KRT). Sementara indeks kelompok BPPBM mengalami kenaikan.
Kenaikan NTP pada Agustus 2024 didominasi oleh naiknya NTP pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,97 persen. Pada Agustus 2024, indeks harga hasil produksi pertanian naik sebesar 0,06 persen dibanding Juli 2024, yaitu dari 156,57 menjadi 156,67.
Kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian pada Agustus 2024 didominasi oleh naiknya subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat 0,51 persen.
Agnes juga menjelaskan, Indeks Harga yang Dibayar Petani Pada Agustus 2024 mengalami penurunan sebesar 0,44 persen jika dibanding Juli 2024 yaitu dari 125,17 menjadi 124,62.
Penurunan ini disebabkan oleh turunnya nilai Indeks harga yang dibayar petani pada seluruh subsektor, yaitu Tanaman Pangan 0,51 persen, Hortikultura 0,61 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 0,45 persen, Peternakan 0,24 persen, dan Perikanan 0,15 persen.
Dari sisi Konsumsi Rumah Tangga Petani (IKRT) Kalimantan Tengah dibanding bulan sebelumnya, IKRT pada Agustus 2024 mengalami penurunan sebesar 0,62 persen dari 126,25 menjadi 125,47.
Penurunan ini disebabkan oleh turunnya indeks harga pengeluaran pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau 1,22 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,05 persen.
Secara tahun ke tahun, IKRT mengalami peningkatan sebesar 3,48 persen. Peningkatan ini utamanya didorong oleh peningkatan pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 5,01 persen, kelompok kesehatan 2,93 persen.
Disusul kelompok penyediaan makanan dan
minuman/restoran 2,86 persen, kelompok transportasi 2,62 persen, kelompok pakaian
dan alas kaki 2,55 persen, serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 2,00 persen.
“Jika dilihat dari sisi Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP). Pada Agustus 2024, mengalami penurunan sebesar 0,20 persen dibanding Juli 2024, yaitu dari 128,91 menjadi 128,65.
“Penurunan ini terjadi karena indeks yang diterima It mengalami kenaikan (0,06 persen) lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan indeks BPPBM 0,27 persen,” bebernya menambahkan.
Jika dilihat per subsektor, Tanaman Perkebunan Rakyat merupakan subsektor yang memiliki NTUP terbesar pada Agustus 2024 sebesar 148,48, diikuti Hortikultura sebesar 108,08 Peternakan sebesar 104,81,Tanaman Pangan sebesar 104,45 dan Perikanan sebesar 98,29.(nd)