PALANGKARAYA – Berdasarkan data update sektor keuangan Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan III tahun 2024 khususnya pada perkembangan sektor Bank Sekala Micro atau UMKM (BPR dan BPRS).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalteng menemukan adanya peningkatan signifikan yang terjadi pada kredit/pembiayaan bermasalah (kredit macet)
“Memang jika dilihat, trennya naik yakni Juli 2024 mencapai 6,10 persen dibandingkan Juli 2023 lalu yang hanya mencapai 2,73 persen,” kata Kepala OJK Kalteng, Primandanu Febriyan Aziz belum lama ini.
Jika ditanya apakah bermasalah?, Danu menyampaikan bahwa ada dua kemungkinan, Secara rasio memang menunjukan adanya masalah, tapi secara kekuatan bank masih bisa diatasi dengan baik.
Kendati Non Performing Loan (NFL : pinjaman bank yang mengalami kesulitan dalam pembayaran, baik bunga maupun pokok pinjaman.red) menunjukan terjadinya peningkatan.
Dimana biasanya rasio NPL umumnya berada di bawah 5 persen. Jika di atas 5 persen, berarti persentase kredit macet lebih banyak dari kredit yang lancar.
“Walaupun angkanya naik jika dibandingkan dengan angka Bank Umum yakni diangka 6,10 persen, tapi kita bisa kita simpulkan sekarang dalam kondisi baik,” jelasnya menambahkan.
Walaupun persentase kredit macet sampai dengan Juli 2024 ini terjadi peningkatan. Danu menambahkan bahwa jika dilihat dari perkembangan di sisi Aset, Dana Pihak Ketiga dan Kredit mengalami pertumbuhan.
Dapat dilihat, sisi Aset tumbuh sebesar 28,48 persen (yoy) atau mencapai diangka Rp2,31 Triliun dibandingkan Juli 2023 di angkat Rp1,80 Triliun.
Kemudian DPK juga mengalami pertumbuhan signifikan yakni 61,77 persen (yoy) atau mencapai diangka Rp1,35 Triliun, jika dibandingkan dengan DPK Juli 2023 diangka Rp0, 83 Triliun.
Sedangkan dari sisi kreditnya juga mengalami pertumbuhan sebesar 33,24 persen (yoy) atau diangka Rp1,81 Triliun bila dibandingkan kredit di bulan yang sama tahun 2023 diangka Rp1,36 Triliun.(nd)