PALANGKARAYA – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Palangka Raya bekerjasama dengan Bappedalitbang Provinsi Kalimantan Tengah menyelenggarakan expose hasil kajian tim peneliti yang berjudul “ Kajian Jiwa Kewirausahaan Masyarakat Pesisir Pantai Barat Kalimantan Tengah”.
Kegiatan kajian penelitian yang dilaksanakan di gedung B Lantai 6 PPIIG Universitas Palangka Raya diketuai oleh Dr. Indra Perdana, M.Pd dengan anggota Supriyadi, M.Pd dan Ratna Pancawati, M.Pd.
Adapun Tim Peneliti LPPM (UPR) yang melakukan kegiatan expose Kajian Jiwa Kewirausahaan Masyarakat Pesisir Pantai Barat Kalimantan Tengah yakni Ketua Tim Dr. Indra Perdana, M.Pd
Kepala Bidang Litbang Bappedalitbang Provinsi Kalimantan Tengah Endy, S.T., MT., tengah (pakaian dinas PDL), anggota tim Supriyadi, M.Pd dan Ratna Pancawati, M.Pd beserta peserta expose di Gedung PPIIG Universitas Palangka Raya.
Dr. Indra Perdana, M.Pd dalam pemaparannya menjelaskan pentingnya pengembangan kewirausahaan yang diprogramkan pemerintah dalam meningkatkan rasio kewirausahaan nasional dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional khususnya perekonomian di Provinsi Kalimantan Tengah.
“Salah satunya melalui pengembangan potensi kewirausahaan di wilayah pesisir yang secara langsung dapat mendukung dalam pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir,” kata Indra, Kamis (11/7/2024).
Dijelaskanya bahwa kajian ini memiliki tiga tujuan utama yaitu Mengidentifikasi dan memetakan profil jiwa kewirausahaan masyarakat pesisir pantai barat provinsi kalimantan tengah.
Mengidentifikasi kondisi eksisting ekosistem
kewirausahaan di Pesisir Pantai Barat Kalimantan Tengah dan memberikan
rekomendasi-rekomendasi prioritas pengembangan kewirausahaan masyarakat Pesisir Pantai Barat Kalimantan Tengah.
Hal ini sebagai langkah penyusunan kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan potensi berbagai bidang yang mendukung perekonomian Kalimantan Tengah secara secara berkelanjutan.
“Hasil kajian ini diharapkan memberikan gambaran potensi atau peluang usaha
yang potensial bagi masyarakat pesisir dalam memulai dan mengembangkan usaha,” bebernya menambahkan.
Selanjutnya dengan mengidentifikasi faktor-faktor pendukung ekosistem kewirausahaan di wilayah ini (pesisir) dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan masyarakat dan meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat.
“Faktor pendukung ekosistem kewirausahaan yang dimaksud jelasnya lebih dalam, berupa akses kemodal, pelatihan dan pendidikan kewirausahaan,”
“Pendampingan kewirausahaan, kebijakan atau regulasi pemerintah, infrastruktur, dan semuanya berakhir pada keterlibatan semua pihak secara pentahelix dalam implementasinya,” tuturnya.
Berkenaan dengan kegiatan tersebut saran-saran yang diberikan tim kajian ini yaitu pengembangan kewirausahaan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Pengembangan kewirausahaan jangka pendek diprioritaskan pada pendidikan dan pelatihan serta akses kemodal.
Jangka menengah yaitu penguatan produk unggulan daerah pesisir agar menjadi brand
dan daya tarik dengan berbagai kebijakan yang mendukung.
Jangka panjang yaitu pengintegrasian kurikulum pendidikan khususnya wilayah pesisir dengan memasukan pendidikan kewirausahaan dengan demikian harapannya jiwa kewirausahaan dapat tumbuh sejak dini.(nd)